Pendidikan
adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada murid, agar mereka sebagai
manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap
anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru
adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat
tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing,
dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan
bahagia.
Menurut
Suprijino (2010: 6) dalam naskah publikasi Sunarto (2013: 4), Paradigma baru
pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk mendapatkan hasil belajar
siswa yang tinggi, tetapi meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar
sehingga penting bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran yang aktif.
Pembelajaran aktif bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang
dimiliki oleh anak didik, sehingga anak didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Untuk menarik
minat siswa dalam pembelajaran dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi
berbantuan media youtube.
Langkah-langkah dalam
pembelajaran berdiferensiasi yaitu (1) melakukan pemetaan kebutuhan belajar
berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa
dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll).
(2) merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan
(memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar),
dan (3) mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak
bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan
yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid
maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang
belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai
karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru
mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan
murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan
baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang
optimal.
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid.
Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon
kebutuhan belajar murid. Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah
berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32
orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk
murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran
berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan
yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas
yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common
sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Tomlinson
(2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed
Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar
murid, berdasarkan 3 aspek, yaitu Kesiapan belajar
murid (readiness), Minat murid, Profil belajar murid. Keputusan-keputusan yang dibuat
tersebut adalah yang terkait dengan Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara
jelas. Guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber
yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. Guru menciptakan lingkungan belajar yang
“mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Guru
memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk
mereka di sepanjang proses belajar mereka.
Manajemen kelas
yang efektif yaitu guru menciptakan prosedur,
rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur
yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang mungkin
berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif. Penilaian berkelanjutan. Guru
menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah
dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau
sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang
ditetapkan, dan kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar
pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan
belajar tersebut.
Untuk dapat
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh
guru antara lain:
- Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survei menggunakan angket, dll)
- Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
- Mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Terdapat tiga strategi diferensiasi yaitu a) diferensiasi konten, b) diferensiasi proses dan, c) diferensiasi produk.
Diferensiasi Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya. Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
Diferensiasi proses yaitu proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:
- Menggunakan kegiatan berjenjang
- Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat
- Membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas
- Mengembangkan kegiatan bervariasi
Diferensiasi produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, diagram) atau sesuatu yang ada wujudnya. Produk yang diberikan meliputi 2 hal:
- Memberikan tantangan dan keragaman atau variasi
- Memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yaitu setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis Pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Guru berinovasi melakukan keragaman layanan sesuai karakteristik peserta didik dengan diferensiasi pembelajaran. Pembelajaran diferensiasi diterapkan oleh guru sebagai tujuan pembelajaran yang berpihak pada murid dan pembelajaran penuh makna. Guru melakukan langkah awal memetakan keragaman meliputi dari gaya belajar, kesiapan, kemampuan, pengalaman, bakat, minat, bahasa, kebudayaan, dan cara belajar. Guru memahami dan menyadari bahwa cara, metode, dan strategi harus bervariasi dalam mendukung pembelajaran diferensiasi.