Membuka Paradigma Baru dalam Pembelajaran Melalui Refleksi 4P

Pendidikan adalah salah satu aspek kunci dalam perkembangan individu dan masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, paradigma pembelajaran pun mengalami perubahan yang signifikan. Salah satu pendekatan yang mulai mendapatkan perhatian adalah pendekatan pembelajaran berbasis refleksi 4P. Refleksi 4P merupakan singkatan dari “Plan, Play, Pause, dan Ponder” yang menggambarkan langkah-langkah yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Artikel ini akan membahas bagaimana paradigma baru dalam pembelajaran dapat diwujudkan melalui penggunaan refleksi 4P.

Perencanaan (Plan)
Pertama-tama, dalam pendekatan pembelajaran refleksi 4P, penting untuk merencanakan pembelajaran dengan matang. Ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang tujuan pembelajaran dan bagaimana mencapainya. Guru atau fasilitator pembelajaran perlu merancang rencana pembelajaran yang jelas dan relevan. Selain itu, siswa juga harus diajak untuk merencanakan cara mereka akan belajar dan mencapai tujuan tersebut. Ini mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.

Bermain (Play)
Setelah perencanaan selesai, siswa dan guru memulai proses pembelajaran. Ini adalah tahap di mana siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran yang telah dirancang. Aktivitas ini harus menantang dan merangsang pemikiran kritis serta kreativitas siswa. Guru juga perlu menjadi fasilitator yang mendukung, memberikan panduan, dan mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran.

Berhenti sejenak (Pause)
Tahap ketiga dalam refleksi 4P adalah berhenti sejenak untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari. Ini bisa dilakukan melalui diskusi kelas, jurnal pribadi, atau refleksi individu. Selama tahap ini, siswa diberikan waktu untuk memproses informasi yang telah mereka peroleh selama proses belajar. Ini membantu mereka mengidentifikasi apa yang mereka pahami dengan baik dan apa yang mungkin masih memerlukan pemahaman lebih lanjut.

Merenung (Ponder)
Tahap terakhir adalah merenung, di mana siswa diminta untuk berpikir lebih dalam tentang pembelajaran mereka. Mereka dapat mengevaluasi proses pembelajaran, mengidentifikasi kendala atau hambatan yang mereka hadapi, dan mencari cara untuk meningkatkan pemahaman mereka. Guru juga dapat memberikan umpan balik pada tahap ini untuk membantu siswa memperbaiki kualitas pemahaman mereka.

Manfaat Paradigma Baru dalam Pembelajaran Melalui Refleksi 4P:

Pemahaman yang Lebih Mendalam: Dengan mengikuti langkah-langkah refleksi 4P, siswa memiliki kesempatan untuk memahami konsep secara lebih mendalam, bukan sekadar menghafal.

Pembelajaran Aktif: Pendekatan ini mendorong pembelajaran aktif di mana siswa berperan sebagai pemikir aktif, bukan penerima pasif informasi.

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis: Proses refleksi membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, evaluasi, dan pemecahan masalah.

Peningkatan Kemandirian: Siswa belajar untuk merencanakan dan mengatur pembelajaran mereka sendiri, yang mempromosikan kemandirian dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran.

Evaluasi yang Berkelanjutan: Guru dapat menggunakan refleksi 4P untuk melakukan evaluasi formatif yang berkelanjutan, memungkinkan penyesuaian dalam metode pembelajaran.

Refleksi 4P membuka pintu bagi paradigma baru dalam pembelajaran, yang menempatkan siswa sebagai agen aktif dalam proses pembelajaran mereka. Dengan perencanaan yang baik, pengalaman bermain yang menarik, waktu untuk berhenti sejenak, dan refleksi yang mendalam, siswa dapat mencapai pemahaman yang lebih baik dan keterampilan berpikir yang lebih kuat. Dengan menerapkan pendekatan ini, pendidikan dapat menjadi lebih efektif, relevan, dan memenuhi tuntutan zaman pada saat ini.

Maju ke Provinsi, Dua Santri Sabilurrasyad Juarai Jambore Pemuda Tingkat Kabupaten Kendal 2023

Persiapan Jambore Pemuda Provinsi di Kabupaten Kendal

Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata sukses menyelenggarakan Jambore Pemuda Tingkat Kabupaten Kendal pada 22 sampai 23 Agustus 2023 di Gedung PGRI Kabupaten Kendal. Dengan mengusung tema “Semangat Muda Dalam Menjaga dan Melestarikan Budaya dan Keunggulan Daerah”, Jambore Pemuda terdiri dari 6 jenis lomba yaitu lomba videografi, fotografi, karya ilmiah, tari kreasi daerah, kaligrafi dan pidato Bahasa Inggris yang diikuti oleh pemuda-pemudi di lingkungan Kabupaten Kendal. Dimana masing-masing juara pada tiap jenis lomba akan dikirimkan ke tingkat Provinsi Jawa Tengah sebagai Kontingen Kabupaten Kendal. Perlu diketahui bahwa Jambore Pemuda merupakan salah satu cikal bakal yang digalakkan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah untuk mendapatkan calon pemuda-pemuda berbakat yang dapat berkompetisi dalam bidang Akademik maupun Non-Akademik.

SMK Sabilurrasyad Kembali Loloskan Santri ke Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Santri SMK Sabilurrasyad Jurusan Multimedia berhasil meraih juara pada dua jenis lomba, yaitu Firman Hidayat pada jenis lomba videografi kategori putra dan Nur Afni Putri Safiro pada jenis lomba fotografi kategori putri. Atas keberhasilan mereka, Tim SMK Sabilurrasyad akan bergabung dengan juara-juara lainnya menjadi kontingen Kabupaten Kendal yang akan berjuang pada tingkat provinsi tahun 2023.

Sebelumnya, Firman berhasil mengalahkan peserta videografi putra lainnya setelah mempersembahkan video promosi Kabupaten Kendal dengan sangat estetik yang berjudul Wisata Muda Kendal. Melalui berbagai teknik pengambilan video, kombinasi dan aransemen musik, teknik pengisian suara dengan narasi yang berbobot menghasilkan videografi tentang promosi pariwisata Kendal yang memiliki daya saing tinggi. Pada video berdurasi 3 menit ini, disuguhkan berbagai wisata di Kabupaten Kendal seperti Curug Sewu, Pantai Indah Kemangi, Hutan Pinus Nglimut Gonoharjo dan lainnya. Firman berhasil meraih juara 1 atas karya videografi dan presentasi yang bagus di depan juri.

Pada cabang fotografi putri, Nur Afni juga berhasil meraih juara pertama setelah menghasilkan karya fotografi dengan konsep siluet. Mengangkat kesenian jaran kepang atau kuda lumping melalui foto siluet di kala senja, membuat juri memberikan penilaian tertinggi pada karya Nur Afni. “Foto ini menggambarkan foto dua orang pemuda sedang menari jaran kepang di tepi Pantai Indah Kemangi di sore hari. Pada latar belakang terdapat pemuda lain yang sedang menikmati pemandangan dengan berfoto dan bermain bersama. Foto ini menggambarkan keindahan alam Kendal yang dihias dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan yang bertujuan melestarikan budaya maupun kegiatan lain yang lebih umum dilakukan oleh pemuda di Kendal.” Nur Afni dalam presentasi karyanya.

“Kami merasa senang dan bangga atas prestasi yang diraih oleh santri-santri kami, mudah-mudahan ini menjadi pemicu semangat para santri untuk terus berkarya dan berprestasi. Sekolah mendukung penuh kepada santri-santri khususnya dalam memupuk kemampuan santri di bidang fotografi dan videografi, serta menumbuhkan semangat santri untuk mengembangkan pola pikir menjadi santri yang lebih maju dan berprestasi. Akhirnya proses persiapan lomba ini membuahkan hasil yang baik, dari proses persiapan dengan melakukan koordinasi pihak-pihak terkait, menentukan konsep dan seleksi internal hingga tahap pembuatan dan pelatihan presentasi santri” Tutur Bapak Nur Hadiyanto, Kepala SMK Sabilurrasyad.

 Tim Sabilurrasyad akan terus memberikan pelatihan pada Firman dan Nur Afni untuk dapat memberikan prestasi terbaik di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Mengingat bahwa ini adalah kali kedua SMK Sabilurrasyad lolos pada Jambore Pemdua Provinsi Jawa Tengah setelah tahun 2022.

Sabilurrasyad Berkomitmen Mendidik Santri-Santri Semakin Berprestasi

Keberhasilan dua santri SMK Sabilurrasyad dalam Jambore Pemuda Tingkat Kabupaten Kendal tak lepas dari dukungan dan arahan dari pendidik di Sabilurrasyad. “Harapannya tahun ini SMK Sabilurrasyad bisa mendapatkan hasil yang terbaik dan mendapatkan juara sehingga dapat mengangkat nama baik SMK Sabilurrasyad dan Kabupaten Kendal. Semoga santri-santri lain juga termotivasi untuk berprestasi pada bidang keahlian masing-masing. Tentunya kami akan selalu berkomitmen untuk menjaga kekompakan tim dalam mendidik santri karena ini menjadi poin utama, melakukan pendampingan terus menerus dari proses awal sampai akhir perlombaan dan kegiatan, serta doa untuk hasil terbaik.” Pungkas Kepala SMK Sabilurrasyad. (ra)

Kiprah Cemerlang SMK Sabilurrasyad: Juara Umum dan Prestasi di Raimuna Cabang V 2023 Kendal

SMK Sabilurrasyad Ambalan Ibnu Sina dan Lubna Cordoba Raih Prestasi Gemilang di Lomba Gladi Widya Whisnu Martha Raimuna Cabang V Tahun 2023

Kendal, 2 September 2023 – Semangat juang dan kerja keras siswa-siswi SMK Sabilurrasyad Ambalan Ibnu Sina dan Lubna Cordoba kembali terbayar dengan prestasi gemilang yang diraihnya dalam Lomba Gladi Widya Whisnu Martha Raimuna Cabang V Tahun 2023. Sekolah yang terletak di Kabupaten Kendal ini berhasil meraih Juara Umum Harapan 1 Putra dan Juara Umum Harapan 1 Putri pada kompetisi yang digelar beberapa waktu lalu.

Prestasi yang diraih oleh para siswa-siswi SMK Sabilurrasyad Ambalan Ibnu Sina dan Lubna Cordoba tidak hanya sebatas penghargaan Juara Umum, namun juga mencakup berbagai kategori kompetisi yang menunjukkan keunggulan mereka dalam berbagai bidang. Berikut adalah beberapa prestasi gemilang yang berhasil diraih oleh mereka:

Juara 3 Lomba Pionering (PA)

Tim Pionering (PA) dari SMK Sabilurrasyad Ambalan Ibnu Sina dan Lubna Cordoba, yang terdiri dari Ananda Arsena, Fathin, Hafiz, Rafif, dan Faqih, berhasil meraih Juara 3 dalam kompetisi Pionering. Mereka telah menunjukkan keahlian dan kreativitas luar biasa dalam membangun struktur pionering yang kuat dan andal.

Juara 3 Lomba Pionering (PI)

Tak kalah gemilang, tim Pionering (PI) dari sekolah ini, yang terdiri dari Ananda Meila, Melati, Feby, Faeza, dan Risya, juga meraih Juara 3 dalam kategori Pionering. Prestasi ini menunjukkan bahwa siswa-siswi SMK Sabilurrasyad Ambalan Ibnu Sina dan Lubna Cordoba memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menghadapi tantangan teknis.

Juara 2 Putra Putri Wisnu Martha (PA)

Dalam kompetisi Putra Putri Wisnu Martha (PA), Ananda Faqih dari kelas 10 DKV mampu meraih prestasi luar biasa dengan menduduki peringkat Juara 2. Prestasi ini adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi tinggi yang telah ia persembahkan dalam menghadapi kompetisi tersebut.

Juara 2 Putra Putri Wisnu Martha (PI)

Ananda Qania Mega dari kelas 11 TB juga meraih Juara 2 dalam kompetisi Putra Putri Wisnu Martha (PI). Keberhasilannya ini adalah bukti nyata bahwa siswa-siswi SMK Sabilurrasyad Ambalan Ibnu Sina dan Lubna Cordoba memiliki bakat yang luar biasa dalam berbagai aspek.

Juara Harapan 3 LCTP (PI)

Prestasi tambahan datang dari kompetisi LCTP (PI) dengan meraih Juara Harapan 3. Tim yang terdiri dari Ananda Ully Najma (12 MM), Risa Dina (12 TB), dan Qania Mega (11 TB) berhasil menunjukkan kemampuan mereka dalam berbicara dan berdebat dengan sangat baik.

Prestasi gemilang ini tidak hanya menjadi kebanggaan sekolah, tetapi juga mendorong semangat dan motivasi siswa-siswi lainnya untuk terus berkembang dan berprestasi. SMK Sabilurrasyad Ambalan Ibnu Sina dan Lubna Cordoba telah membuktikan bahwa dengan kerja keras, tekad, dan semangat yang kuat, tidak ada hal yang tidak mungkin dicapai. Selamat kepada semua siswa-siswi yang telah berkontribusi dalam meraih prestasi ini, dan semoga prestasi-prestasi yang lebih gemilang akan terus menghiasi masa depan sekolah dan pondok pesantren Sabilurrasyad pada utamanya.

Semakin Berprestasi, Sabilurrasyad Kirimkan Santri Terbaik Pada Raimuna Nasional XII

Sekilas tentang Raimuna Nasional

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka kembali menggelar kegiatan Raimuna Nasional (Rainas) pada 14-21 Agustus 2023 di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur, DKI Jakarta. Dilansir dari website pramuka.or.id, Raimuna berasal dari dua gabungan kata yaitu ‘rai’ dan ‘muna’. Rai berarti sekelompok orang. Rai juga dapat memiliki arti sekelompok kepala suku yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan bersama. ‘Muna’ memiliki arti daya kekuatan yang berpengaruh baik dalam mencapai keberhasilan. Sehingga secara bahasa, ‘raimuna’ dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang tengah berkumpul bersama dengan segala daya kekuatan yang baik untuk mencapai tujuan bersama. Raimuna merupakan pertemuan pramuka penegak dan pramuka pandega dalam bentuk perkemahan besar. Tujuannya adalah untuk membina dan mengembangkan persaudaraan dan persatuan antar para pramuka penegak dan pandega. Raimuna diselenggarakan dalam bentuk perkemahan besar yang kegiatannya bersifat kreatif, rekreatif, produktif, dan edukatif.

Kegiatan dalam Rainas XII Tahun 2023 dihimpun dalam 5 pilar utama Rainas XII Tahun 2023, yakni Persatuan dan Kesatuan, Pengabdian, Talenta Indonesia, Teknologi, dan Kebudayaan, di mana setiap kegiatan yang dirancang harus berdasarkan 5 pilar tersebut, serta memecahkan masalah dan berfokus pada peningkatan mutu yang berkaitan dengan 5 pilar tersebut. Peserta Rainas XII Tahun 2023 diutamakan Pramuka Penegak dan Pandega Garuda, yang telah menyelesaikan setidaknya SKU Bantara untuk Pramuka yang termasuk ke dalam Golongan Penegak dan menyelesaikan SKU Pandega untuk Pramuka yang termasuk ke dalam Golongan Pandega.

Iqbal Khairullah, Santri Sabilurrasyad Ikuti Raimunas XII

JUARA! Sabilurrasyad berhasil mengirimkan santri terbaiknya untuk mewakili Kwarcab Kendal bersama putra putri Kendal lainnya. Ialah Iqbal Khairullah, siswa kelas XII Jurusan Multimedia SMK Sabilurrasyad dinyatakan lolos seleksi untuk mengikuti kegiatan Raimunas XII. Sebelum melenggang ke tingkat Nasional, Iqbal terlebih dahulu harus mengikuti seleksi ketat yakni tingkat internal di Sabilurrasyad dan Kwarcab Kendal. Berdasarkan uji kelayakan akhirnya Pramuka Sabilurrasyad mengirimkan Iqbal beserta satu putri terbaiknya untuk mengikuti seleksi tingkat Kwarcab Kendal. Seleksi di tingkat Kwarcab Kendal terdiri dari beberapa sesi yakni seleksi terkait teori, fisik dan wawancara. Salah satu syarat untuk mengikuti Raimunas XII adalah layak dan siap dilantik menjadi Pramuka Garuda, di mana pada saat itu Iqbal masih menjadi Pramuka Penegak Bantara, sehingga di tengah proses seleksi Iqbal juga bekerja keras untuk menyelesaikan syarat kecakapan khusus untuk menjadi Pramuka Penegak Laksana dan bisa dilantik menjadi Pramuka Garuda. Selain persiapan tentang kepramukaan, modal utama yang dimiliki Iqbal sehingga lolos Raimunas XII adalah kepercayaan diri dan mental yang kuat. Hal ini berkat dukungan dan arahan dari tim Pembina juga Pelatih Pramuka Sabilurrasyad yang telah mendampingi dan membekali Iqbal melalui persiapan-persiapan yang sangat matang.

“Prosesnya, pasti awalnya dari gugus depan, dilakukan seleksi dimana saat itu memang untuk seleksi  membutuhkan kesiapan fisik, mental, attitude, skill di kepramukaan, cara managerial maupun skill human relasional atau hubungan antara masyarakat,  dan saat itu dari Sabilurrasyad mengirimkan 2 perwakilan untuk mengikuti seleksi di tingkat kwarcab, pada saat pelaksanaan seleksi ada seleksi terkait teori fisik dan wawancara, dari sekian banyak tes yang di lakukan dan pada akhirnya Iqbal Khairullah bisa lolos untuk mengikuti Raimuna Nasional” Ibu Liza, Pembina Pramuka SMK Sabilurrasyad.

“Perasaan Ibu sangat bangga dan bersyukur sekali bahwa alhamdulillah kita Sabilurrasyad sudah melaksanakan tugas dan misinya, tujuan semangat mendidik dan mengantarkan anak-anak didiknya mencapai cita-citanya untuk maju dan bisa sejajar sampai ke taraf nasional meskipun yang mewakili utk perdana masih 1 santri kita yaitu santri Iqbal. Tapi minimal 1 santri ini mewakili santri-santri Sabilurrasyad yang lain. Kita sudah memberikan bukti nyata mengantarkan santrinya untuk mengembangkan/ menambah/ membuka wawasan untuk berkenalan sampai ke tingkat Nasional. Bergabung dan berkenalan dengan para pramuka dari seluruh Indonesia. Dan ternyata di Raimuna ini beda dengan Jambore. Anak-anak benar-benar bahagia ceria kesempatan saling bertukar pikiran pengalaman, berbaur tanpa melihat latar belakang asal usul suku agama dan tingkat sosial ekonomi. Benar-benar di alam bebas di tenda tanpa kasur dan bantal dan makan bersama seadanya berkehidupan sehari-hari selama dalam momentum tersebut. Benar-benar anak sangat enjoy dan membuat acara yang tiap team giat tersebut selalu berbaur ada semua komponen asal pramuka. Melihat demikian ibu rasa terharu bangga dan bersyukur dari ribuan tersebut Sabilurrasyad ikut hadir meski hanya 1 orang duta. Dan moga besok bisa yang lain bergantian agar Sabilurrasyad bisa ikut berpartisipasi dalam taraf nasional.” Ungkap Ibu Susmeiati selaku Ketua Yayasan Sabilurrasyad yang berkesempatan untuk mengunjungi Iqbal di Cibubur.

Pramuka Sabilurrasyad akan Terus Berkarya

Dengan lolosnya Iqbal pada Raimunas XII menjadi salah satu contoh dan bukti nyata, bahwa pola pendidikan kepramukaan di Sabilurrasyad sudah menjadi lebih baik, tentunya diharapkan santri-santri yang lain dapat termotivasi untuk berprestasi di bidang kepramukaan dan bidang-bidang lainnya, sehingga spirit berkompetisi di Sabilurrasyad semakin meningkat. Sabilurrasyad kembali membuktikan santri-santrinya dapat berkompetisi dan berpartisipasi di tingkat Nasional, sebelumnya Iqbal Khairullah adalah Paskibraka Kabupaten Kendal. (ra)

Deklarasi Anti Narkoba dan Penandatanganan MoU Pesantren Bersinar antara Sabilurrasyad dengan BNNK Kabupaten Kendal

Deklarasi Anti Narkoba dan Penandatanganan MoU Pesantren Bersinar

Sabilurrasyad dengan BNNK Kabupaten Kendal

Dalam upaya untuk memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, berbagai pihak terus berkolaborasi untuk mengambil langkah-langkah konkret. Salah satu kerjasama yang signifikan adalah antara Pesantren Sabilurrasyad dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Kendal (BNNK Kabupaten Kendal). Pada tanggal 7 Agustus 2023, sebuah deklarasi anti narkoba diresmikan bersamaan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua belah pihak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya narkoba serta memperkuat sinergi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba.

Pesantren Bersinar (Bersih Narkoba): Membangun Generasi Tangguh Anti Narkoba

Pesantren Sabilurrasyad, yang kini telah mendeklarasikan diri sebagai “Pesantren Bersinar,” telah lama dikenal sebagai lembaga pendidikan agama yang fokus pada pembentukan karakter dan akhlak para santrinya. Namun, dengan semakin kompleksnya tantangan dalam era modern ini, pesantren juga berperan penting dalam mengedukasi para santri tentang bahaya narkoba dan bagaimana cara melawan godaan tersebut.

Deklarasi anti narkoba yang diinisiasi oleh Pesantren Bersinar menegaskan komitmen mereka untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba. Dengan pendekatan holistik yang mencakup pendidikan agama, penanaman nilai-nilai moral, dan pemahaman tentang bahaya narkoba, pesantren ini berupaya mempersiapkan generasi muda yang kuat dan tahan terhadap pengaruh negatif.

Dalam upaya yang tegas untuk memberantas peredaran narkoba serta mendorong kesadaran akan bahaya penyalahgunaan zat adiktif, Pesantren Bersinar Sabilurrasyad telah mengambil langkah nyata dengan melakukan tes urine kepada perwakilan 60 civitas internal. Civitas tersebut meliputi berbagai elemen, seperti santri, ustadz, guru, pamong, staf, dan petugas keamanan. Hasil yang diumumkan sungguh menggembirakan, di mana 100% dari total peserta dinyatakan negatif penggunaan narkoba. Hasil tersebut disampaikan secara langsung oleh ketua BNNK Kabupaten Kendal, Ibu Anna Setiyawati, S.Sos., M.M.


Pesantren Bersinar Sabilurrasyad telah melibatkan seluruh komunitasnya dalam sosialisasi tentang efek negatif narkoba, serta mengedukasi mengenai konsekuensi yang dapat merusak masa depan individu dan masyarakat. 

Sinergi dengan BNNK Kabupaten Kendal: Langkah Nyata dalam Penanggulangan Narkoba

Dalam upaya bersama untuk memberantas peredaran narkoba di wilayah Kabupaten Kendal, Pesantren Bersinar menjalin kerjasama erat dengan BNNK Kabupaten Kendal. Penandatanganan MoU antara kedua pihak menjadi langkah nyata dalam memperkuat sinergi di antara mereka. MoU ini mencakup komitmen untuk saling mendukung dalam program-program pencegahan, penyuluhan, serta rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba.

Kerja sama ini juga membuka peluang bagi Pesantren Bersinar dan BNNK Kabupaten Kendal untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman. Pesantren Bersinar dapat memberikan wawasan tentang pendekatan pedagogis yang efektif dalam mengajarkan tentang bahaya narkoba kepada generasi muda, sementara BNNK Kabupaten Kendal dapat memberikan informasi terkini tentang tren peredaran narkoba dan strategi penanggulangannya.

Membangun Masyarakat yang Sadar Narkoba

Deklarasi anti narkoba dan penandatanganan MoU antara Pesantren Bersinar dan BNNK Kabupaten Kendal bukan hanya sekedar tanda tangan di atas kertas. Ini adalah langkah konkret dalam membangun masyarakat yang lebih sadar akan bahaya narkoba dan siap melawannya. Dengan melibatkan lembaga pendidikan agama dan instansi pemerintah dalam aksi nyata, harapannya adalah semakin banyak generasi muda yang terhindar dari jerat narkoba dan dapat berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.

Seiring berjalannya waktu, kerjasama ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi angka penyalahgunaan narkoba di wilayah Kabupaten Kendal. Hal ini juga menjadi contoh inspiratif bagi kerjasama serupa di seluruh Indonesia, di mana pendidikan dan kolaborasi menjadi kunci utama dalam melawan ancaman narkoba.

Deklarasi anti narkoba dan penandatanganan MoU antara Pesantren Bersinar dan BNNK Kabupaten Kendal merupakan upaya konkret untuk melindungi generasi muda dari bahaya narkoba dan membangun masyarakat yang kuat dan sadar akan ancaman ini. Semoga kerjasama ini berhasil menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan dalam upaya memberantas narkoba di Indonesia.

NYAMUK PENYELAMAT

Pak Dirjo adalah seorang petani tua yang tinggal di lereng gunung. Ia hidup sendirian karena ia tak mempunyai anak serta, istrinya yang sudah lama meninggal. Ia sangat kesepian karena itulah, ia selalu menggerutu dan tak bersemangat sama sekali melakukan aktifitasnya.

Musim hujan pun tiba, semakin membuatnya tambah mengeluh dan meggerutu. Atap rumahnya selalu saja bocor sana sini dan itu sangat mengganggunya. Ia tak ingin memperbaikinya karena percuma saja mungkin umurnya tak akan lama lagi dan rumahnya tidak akan ditinggali siapa pun. Lagi pula ia tak memiliki sepeser uang guna memperbaiki atap miliknya.

Saat malam hari, ia hendak tidur. Namun, banyak sekali nyamuk yang datang ke kamarnya. Membuatnya menggerutu dan tak bisa tidur. Lalu ia mengeluh

“Kenapa bisa tuhan membuat hewan pengganggu ini?!” Kata Pak Dirjo

Ia pun memutuskan untuk pergi ke warung membeli obat nyamuk dengan menaiki sepedanya. Jarak rumah dan warung lumayan jauh, Pak Dirjo juga sudah lemah menaiki sepedanya tidak seperti waktu mudanya dulu. Sehingga perjalanan memakan waktu yang lumayan lama

Sesampainya di warung ia bergegas membeli obat nyamuk tersebut dengan uang seadanya hasil yang sudah ia kumpulkan.

Setelahnya, tanpa pikir panjang ia kembali mengayuh sepedanya menuju kembali ke rumah. Waktu yang ditempuh sekitar 45 menit. Namun, saat tiba dirumah ia terheran heran sebab banyaknya warga yang mengerumuni rumahnya sambil meneriaki namanya.

“Pak Dirjo!! Pak Dirjo!!” Teriak salah satu warga

Ia pun mendatangi kerumunan tersebut. Dan betapa terkejutnya ia melihat rumahnya sudah tertimpa tanah dan roboh. Matanya bergelinang air. Ia tak mempunyai apa pun saat ini, hanya sebatang obat nyamuk dan sepeda tuanya.

“Pak Dirjo, untunglah anda tidak di dalam rumah tersebut. Kami sangat khawatir” ucap seorang warga

“Benar pak tadi lereng tebing di belakang rumah anda lengser”

Setelah dipikir pikir ia sadar, nyawanya lebih penting dari sekedar rumahnya yang roboh. Ia pun bersyukur atas nyamuk nyamuk tadi yang membuatnya tidak di dalam rumah.

“Tuhan, maafkanlah perkataanku tadi. Bagaimana pun semua ciptaan Mu selalu ada manfaatnya” Sesal Pak Dirjo

Salah seorang warga mendekatinya lalu mengelus lembut punggung Pak Dirjo untuk menenangkan.

“Yang sabar ya Pak. Kalau Bapak mau, tinggal bersama saya saja.”

“Benarkah?? Apa tidak apa apa nak??”

“Sangat tidak apa apa Pak, saya malah senang ada yang menemani saya.”

Warga itu bernama Burhan. Orang tuanya telah meninggal disebabkan oleh kecelakan beberapa tahun silam. Ia bekerja meneruskan dagangan orang tuanya, penghasilannya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Namun, ia justru sangat kesepian. Dan butuh seseorang untuk menemaninya.

Akhirnya Pak Dirjo pun tinggal bersama Burhan. Mereka seperti sepasang Ayah dan Anak yang sangat akrab. Pak Dirjo sangat bahagia, ia kembali melakukan aktivitasnya dengan sangat ceria dan bersemangat. Ini semua karena nyamuk yang telah mengganggunya.

Oleh Nina Asriyatiya Shofa Kelas VIII (Tahun ajaran 2022/2023)

Pembelajaran Berdiferensiasi, wujud penerapan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara

Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada murid, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.

Menurut Suprijino (2010: 6) dalam naskah publikasi Sunarto (2013: 4), Paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang tinggi, tetapi meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar sehingga penting bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran yang aktif. Pembelajaran aktif bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi berbantuan media youtube.

Langkah-langkah dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu (1) melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll). (2) merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar), dan (3) mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar murid, berdasarkan 3 aspek, yaitu Kesiapan belajar murid (readiness), Minat murid, Profil belajar murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. Guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.

Manajemen kelas yang efektif yaitu guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif. Penilaian berkelanjutan. Guru menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, dan kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.

Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:

  1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survei menggunakan angket, dll)
  2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
  3. Mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Terdapat tiga strategi diferensiasi yaitu a) diferensiasi konten, b) diferensiasi proses dan, c) diferensiasi produk.

Diferensiasi Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya. Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

Diferensiasi proses yaitu proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:

  1. Menggunakan kegiatan berjenjang
  2. Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat
  3. Membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas
  4. Mengembangkan kegiatan bervariasi 

Diferensiasi produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, diagram) atau sesuatu yang ada wujudnya. Produk yang diberikan meliputi 2 hal:

  1. Memberikan tantangan dan keragaman atau variasi
  2. Memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yaitu setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis Pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Guru berinovasi melakukan keragaman layanan sesuai karakteristik peserta didik dengan diferensiasi pembelajaran. Pembelajaran diferensiasi diterapkan oleh guru sebagai tujuan pembelajaran yang berpihak pada murid dan pembelajaran penuh makna. Guru melakukan langkah awal memetakan keragaman meliputi dari gaya belajar, kesiapan, kemampuan, pengalaman, bakat, minat, bahasa, kebudayaan, dan cara belajar. Guru memahami dan menyadari bahwa cara, metode, dan strategi harus bervariasi dalam mendukung pembelajaran diferensiasi.

Refleksi Sholat Lima Waktu dari Isro’ Mi’roj

Ibadah wajib yang dilakukan umat muslim sehari-hari adalah sholat lima waktu. Sholat menjadi tiang agama bagi umat muslim. Terdapat banyak keutamaan bagi seseorang yang mau menjalankan sholat dengan baik dan benar. Perintah ibadah sholat bagi umat Nabi Muhammad SAW ini datang pada saat Nabi mengalami peristiwa Isra’ Mi’raj.

            Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci bagi Nabi Muhammad SAW. Peristiwa Isra’ Mi’raj terbagi menjadi dua perristiwa yang berbeda. Dalam Isra’ Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Kemudian dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi dan berjumpa dengan Allah SWT.

            Menurut Al Manshurfuri Isra’ Mi’raj terjadi pada malam 27 bulan Rajab tahun ke-10 kenabian. Pada malam tersebut malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad dan mencuci hati beliau dengan air zam zam. Penyucian ini bukan berarti hati beliau kotor, tidak. Nabi diciptakan oleh Allah SWT dengan hati paling suci dan mulia, hal ini untuk menambah kebersihan di atas kebersihan, kesucian di atas kesucian, dan untuk memantapkan serta menguatkan hati beliau karena akan melekukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.

            Setelah itu disiapkan bagi Baginda Nabi binatang Buroq sebagai kendaraan beliau dalam melakukan perjalanan suci tersebut. Dalam perjalanan, malaikat Jibril menemani di sebelah kanan beliau sedangkan malaikat Mikail di sebelah kiri. Menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Jibril memegang sanggurdi pelana Buroq, Mikail memegang tali kendali.

            Dalam perjalanan tersebut Nabi Muhammad beberapa kali berhenti untuk melakukan sholat. Diantaranya yaitu di Madinah, di Madyan (di didi pohon dimana Musa dulu beristirahat di bawahnya saat di kejar Fir’aun) dan terakhir di Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa). Selain itu nabi juga mengalami beberapa peristiwa. Diantaranya yaitu melihat Jin Ifrit yang mengikutinya dengan membawa obor. Nabi kemudian melintasi sekelompok orang yang bercocok tanam, lantas langsung memanen hasilnya. ini adalah gambaran umat yang berjihad fi sabilillah. Nabi kemudian mencium aroma harum Masyitoh, yang memegang teguh keyakinannya kepada Allah SWT meski ia dan anak-anaknya dihukum dengan dimasukkan ke dalam wadah yang mendidik.

            Nabi bertemu pula dengan sekelompok orang yang memukul kepala dengan palu hingga pecah lantas kepala itu utuh kembali dan dipukul lagi seterusnya. Ini gambaran orang yang malas atau meninggalkan sholat lima waktu. Nabi juga bertemu dengan orang yang memakan daging busuk, sebagai perumpamaan umat yang berzina, Nabi melintasi orang yang mengguntingi lidah dan bibir dengan gunting besi, itu merupakan gambaran ahli fitnah. Nabi berjumpa pula dengan wanita yang memakai perhiasan serba indah yang merupakan gambaran dunia yang bisa melalaikan orang dari akhirat.

            Setelah sholat di Masjidil Aqsa Nabi melakukan mi’raj, melewati langit dunia menuju Sidratul Muntaha. Dalam perjalanannya Nabi Muhammad SAW bertemuu dengan beberapa Nabi yang lain. Diantaranya yaitu Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Yahya di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit ke empat, Nabi Harun di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh.

            Setelah itu, tiba waktu dimana Nabi berjumpa dengan Allah SWT dan mendapatkan perintah untuk mendirikan sholat lima waktu bagi beliau dan seluruh umatnya. Sungguh merupakan anugerah yang luar biasa, di mana Allah SWT memanggil langsung Nabi Muhammad untuk memberikan perintah ibadah sholat yang mulia ini. Ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat. Allah SWT memanggil hamba yang paling dicintaiNya untuk menerima perintah ini secara langsung. Awalnya perintah sholat ini sebanyak 50 waktu dalam sehari, namun Nabi meminta keringanan kepada Allah SWT sehingga Allah hanya mewajibkan 5 waktu sholat saja.

            Isra’ Mi’raj adalah bukti kekuasaan Allah mampu melampaui segalanya tanpa batas ruang dan waktu. Mi’raj dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai gambaran manusia sempurna yang mencapai titik penghambaan mutlak kepada Tuhannya. Peristiwa ini menjadi pengingat kembali akan pentingnya sholat bagi kaum muslim. Semoga dengan memperingatinya dapat menambah keimanan kita dan mengingatkan kita untuk tidak lalai dalam menunaikan sholat lima waktu.

Kesejahteraan Guru Tidak Melulu Soal Gaji

Suatu ketika saya bertanya kepada murid-murid di kelas ketika saya sedang PPL. “Siapa guru favorit kalian?”, secara serentak mereka menyebutkan nama salah satu guru di sekolah mereka. “Kenapa kalian suka guru tersebut?” lanjut saya. “Ya karena ngajarnya enak” jawab mereka. “Enak itu seperti apa?” tanya saya lagi. “Enak, tidak pernah marah-marah. Tidak memberi tugas yang membebani, pengertian kepada kami. Enaklah pokoknya”.

Dari cerita tersebut saya mengambil pelajaran bahwa para murid lebih suka dimengerti. Murid-murid mengidamkan guru yang bisa memahami kebutuhan mereka. Guru yang pengertian sehingga mereka tidak perlu takut untuk mengatakan bahwa mereka belum bisa atau belum paham. Guru yang tidak mudah marah karena muridnya tidak mengerjakan tugas, tetapi mencari tahu kenapa tugas yang diberikan tidak dikerjakan. Guru yang bisa digugu dan dituru serta bisa menjadi teman baik bagi murid.

Menjadi guru bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan, bahkan bisa dikritisi tidak semua yang mengajar di kelas adalah guru, tapi bisa saja hanya sekedar pengajar. Menjadi guru harus memiliki kualifikasi, kompetensi serta keterampilan tertentu untuk menjadi pendidik yang profesional. Menurut Ki Hajar Dewantara guru harus bisa menjadi sosok yang Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi contoh), Ing madyo mangun karso (di tengah memberi semangat), dan Tut wuri handayani (di belakang memberi daya kekuatan). Beratnya peran seorang guru harus dibarengi dengan pelatihan dan motivasi yang kuat agar para guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Melalui kurikulum merdeka, pemerintah sedang menggalakkan program merdeka belajar. Konsep ini digadang-gadang menjadi solusi atas permasalahan pendidikan di Indonesia. Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada guru dalam mengajar. Guru bisa lebih fleksibel untuk melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai kemampuan peserta didik. Guru juga bisa mengembangkan soft skill peserta didik melalui pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman proyek penguatan profil pelajar pancasila. Selain banyak kemudahan dari kurikulum ini, tuntutan administratif yang harus dipenuhi guru tetaplah banyak. Di sisi lain kesejahteeraan guru di Indonesia masih tergolong rendah. Persatuan Guru Republik Indonesia dalam wawancaranya dengan tim Republika (2017) menyebutkan bahwa masih terdapat banyak masalah kesejahteraan guru di Indonesia. Ada sekitar satu juta guru yang hidup di bawah kata sejahtera. Angka yang cukup besar bagi profesi yang memegang peran penting dalam membentuk generasi bangsa.

Timothy D. Walker seorang berkebangsaan Amerika yang tinggal dan menjadi guru di Finlandia menulis buku berjudul Teach like Finlandia. Buku ini menceritakan bagaimana para guru di Finlandia menjalani profesinya dengan baik dan menghasilkan murid-murid yang mampu mengungguli murid dari negara lain dalam Tes PISA (Program for International Student Assesment). Melalui buku ini kita bisa mengambil pelajaran bagaimana strategi para guru di Finlandia menumbuhkan kesejahteraan secara internal untuk memaksimalkan perannya.

Menurut penelitian dalam buku tersebut, menunjukkan bahwa kebahagiaan bukanlah hasil dari kesuksesan tetapi kunci dari kesuksesan. Hal ini yang menjadikan kesejahteraan sebagai faktor utama yang harus dipertimbangkan di sekolah. Guru-guru di Finlandia sangat memahami kebutuhan istirahat, tidak hanya untuk murid tetapi juga untuk dirinya sendiri. Murid di Finlandia mendapatkan istirahat 5 menit setiap 45 menit pelajaran, serta 15 menit untuk jam istirahat. Menurut Levitin (Walker, 2017) menyatakan bahwa memberikan otak waktu untuk beristirahat, melalui jeda yang teratur akan mengarah pada produktivitas dan kreativitas yang lebih besar. Istirahat bagi para guru di sana juga terbilang cukup dengan tidak adanya beban administratif yang terlalu banyak yang harus dikerjakan para guru di Finlandia. Mereka memanfaatkan waktu istirahat di sekolah untuk berkolaborasi dengan teman sejawat.

Strategi selanjutnya adalah menyederhanakan ruang. Di kelas-kelas Finlandia para guru cenderung untuk tidak banyak menempelkan sesuatu pada dinding kelasnya. Mereka mempercayai bahwa mengurangi rangsangan eksternal di dalam kelas sebagai upaya untuk membuuat para siswa dapat lebih fokus. Menyederhanakan ruang mampu membuat nyaman penghuninya. Selain itu, kebutuhan untuk menghirup udara segar sangat diperhatikan di Finlandia. Hal ini untuk meningkatkan kesejahteraan dan proses belajar yang lebih baik di dalam kelas. Salah satu cara yang dilakukan guru di sana adalah dengan belajar di alam. Bermain di alam sambil belajar tidak hanya membuat pembelajaran menjadi bermakna, namun guru juga dapat menjadikannya sebagai sarana rekreasi dan memulihkan tenaga.

Untuk mendapatkan suasana belajar yang kondusif guru membuat Anchor charts (Aturan pokok), yaitu sebuah aturan kelas yang dibuat oleh guru dan murid yang disepakati bersama. Umumnya aturan ini memuat tiga hal pokok yaitu hormati diri sendiri, hormati orang lain, dan hormati lingkungan. Dari ketiga hal pokok tersebut murid akan menurunkan menjadi aktivitas-aktivitas di kelas seperti kelas nyaman, tenang, dan tidak berantakan.

Finlandia mengajarkan bahwa bekerja keras tanpa mempertimbangkan kesejahteraan diri merupakan sesuatu yang keliru. Memperhatikan kesejahteraan diri, kesejahteraan siswa, serta kesejahteraan teman seprofesi akan mampu menciptakan harmoni yang baik dalam suatu sekolah. Finlandia juga memperlihatkan bagaimana guru memaksimalkan waktu untuk berkolaborasi. Dari 15 menit waktu istirahat yang mereka gunakan untuk saling bercengkerama menghasilkan pandangan bahwa kolaborasi bukan sebagai sesuatu yang mewah, namun kolaborasi adalah kebutuhan. Dari Finlandia kita juga belajar bahwa kesejahteraan bukanlah sekedar gaji namun keadaan yang membuat para guru merasa aman, nyaman, dan diperhatikan kebutuhan psikologisnya.

 Daftar Pustaka

Walker, D. Timothy. 2017. Teach Like Finlandia. Jakarta: Grasindo

https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/11/25/ozxtz5384-pgri-kesejahteraan-guru-masih-banyak-masalah    (diakses 21 November 2022)

Perjalanan Pendidikan Nasional

Tahun ini Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan ke-77. Usia yang tidak lagi muda bagi lahirnya bangsa. Sejak proklamasi kemerdekaan, para pendiri negara telah banyak melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas bangsa mulai dari segi pemerintahan, ekonomi, kesehatan,hingga pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Majunya suatu bangsa dipengaruhi kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang berkualitas diperoleh dari kualitas Pendidikan yang baik.

Jauh sebelum Indonesia merdeka, rakyat Indonesia telah mengenal Pendidikan yang bersumber dari ajaran agama yang berkembang saat itu. Mulai dari ajaran Hindu Budha yang dilakukan melalui padepokan-padepokan yang berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Hindu Budha. Dilanjutkan dengan ajaran Islam yang dibawa para saudagar dari Gujarat pada abad ke-13 yang berkembang di Kawasan pesisir. Pendidikan Islam ini terus mengalami perkembangan dari yang mulanya diajarkan di Mushola berkembang menjadi Pondok Pesantren hingga terbentuk madrasah.

Pada abad ke-16 datanglah bangsa Portugis disusul dengan Spanyol, berdagang dan menyebarkan ajaran agama Nasrani (katholik). Para misionaris Nasrani menyarankan untuk mendirikan sekolah-sekolah (seminarie) guna menyebarkan ajaran Nasrani (katholik). Pada tahun 1536 telah berdiri sebminarie di Ternate yang menjadi sekolah agama anak-anak  orang terkemuka. Pelajaran yang diberikan diantaranya adalah pelajaran agama, membaca, menulis dan berhitung.

Setelah Portugis tumbang, Belanda datang untuk berdagang dan menciptakan kekuasaan baru di Nusantara. Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk menyebarkan ajaran Protestan. Sekolah pertama didirikan di Ambon pada tahun 1607. Pembelajaran yang diberikan yaitu membaca, menulis, dan sembahyang. Guru pendidik berasal dari Belanda dan mendapatkan upah. Bahasa Belanda menjadi Bahasa pengantar hingga tahun 1786. Pendidikan kejuruan mulai muncul abad ke-19.

Menjelang kemerdekaan, Indonesia sempat dikuasai Jepang kurang lebih selama 3 tahun. Demi menarik simpati masyarakat Indonesia, Jepang pada mulanya memberlakukan sistem pendidikan yang cukup baik. Akses pendidikan sedikit lebih mudah untuk didapatkan, tidak ada pembedaan atau diskriminasi dalam pendidikan untuk kaum pria maupun perempuan. Namun, lantaran Jepang sedang menghadapi Perang Asia Timur Raya yang menjadi bagian dari Perang Dunia II melawan Sekutu, seluruh sendi kehidupan di Indonesia disesuaikan dengan kebutuhan perang, termasuk pendidikan. Terdapat empat materi pokok yang diajarkan pada masa pendudukan Jepang yaitu: latihan kemiliteran dan semangat Jepang; Bahasa, sejarah, dan adat istiadat Jepang; Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; serta olahraga dan nyanyian Jepang untuk pembinaan kesiswaan.

Pasca merdeka Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas Pendidikan nasionalnya. Pada tahun 1947 dibentuk Panitia Penyelidik Pengajaran Pendidikan Republik Indonesia yang beranggotakan 52 orang. Panitia ini bertugas untuk meninjau masalah Pendidikan dan pengajaran kanak-kanak dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. . Hingga kurikulum merdeka diberlakukan, tercatat sudah 12 kali pemerintah mengganti kurikulum Pendidikan nasional dalam rentang waktu 1957 hingga 2022.

Kurikulum tahun 1947 disebut dengan Rencana Pelajaran Dirinci Dalam Rencana Pelajaran Terurai, terimplementasi selama 17 tahun dan mengalami perubahan pada tahun 1964, yang disebut dengan Rencana Pendidikan Dasar yang hanya terlaksana selama 4 tahun. Selanjurnya pada tahun 1968 diterapkan Kurikulum Sekolah Dasar yang kemudian diubah menjadi Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan pada tahun 1974. Satu tahun kemudian, pada tahun 1975 kurikulum diubah kembali menjadi Kurikulum Sekolah Dasar. Lalu pada tahun 1984, kurikulum Sekolah Dasar diubah menjadi Kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (K-CBSA).

Setelah terimplementasi selama 10 tahun, CBSA diubah menjadi Kurikulum 1994. Pada tahun 2004, Kurikulum CBSA mengalami perubahan yang cukup signifikan menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), lalu disempurnakan pada 2006 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTPS). Dan, di tahun 2013 pemerintah kembali menerapkan kurikulum baru: Kurikulum 2013 (K-13). Setelah hampir 10 tahun diberlakukan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengubah K-13 menjadi Kurikulum merdeka setelah sebelumnya memberlakukan kurikum darurat akibat pandemic Covid 19.

Menurut Nadiem Makarim Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana dan lebih fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19. Selain itu melalui Kurikulum Merdeka juga untuk mengejar ketertinggalan Pendidikan Indonesia dari negara-negara lain.

Kurikulum memang menjadi salah satu penentu kualitas Pendidikan sebuah negara. Namun tidak hanya itu, untuk dapat mengimplementasikan rancangan kurikulum yang telah ditetapkan dibutuhkan guru yang kompeten dan sarana prasarana yang memadai. Tanpa tenaga pendidik yang kompeten rancangan kurikulum hanya akan menjadi ide besar yang tak terealisasi. Untuk itu selain merubah kurikulum pemerintah juga perlu fokus untuk mengembangkan kompetensi guru dan fokus pada pemerataan Pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.