Di era digital yang terus berkembang, tantangan kesehatan mental semakin kompleks dan memerlukan perhatian lebih. Pengaruh teknologi, media sosial, dan gaya hidup modern sering kali berdampak pada kondisi psikologis seseorang. Untuk membahas isu ini, Sabilurrasyad Islamic Boarding School berkesempatan mengikuti seminar “Mental Health di Era Digital” yang diselenggarakan oleh Center for Addiction Studies (CAS) Universitas Katolik Soegijapranata (Unika). Seminar ini menghadirkan para pakar di bidang kesehatan mental, dengan peserta dari berbagai kalangan, termasuk tenaga kesehatan, pekerja sosial, serta masyarakat umum. Berbagai wawasan penting mengenai kesehatan mental dan tantangan di era digital dibahas dalam acara ini.

1. Dampak Pergaulan dan Kecanduan Zat – dr. Bina Ampera Bukit, M.Kes.
Menurut dr. Bina Ampera Bukit, banyak kasus penyalahgunaan narkotika bermula dari rasa penasaran dan pengaruh teman atau pasangan. Biasanya, mereka mendapatkannya secara gratis atau dengan membeli bersama, hingga akhirnya menjadi kecanduan. Oleh karena itu, selektif dalam memilih pergaulan sangatlah penting. Berteman dengan orang-orang berakhlak baik dapat mencegah seseorang terjerumus dalam bahaya penyalahgunaan zat.
2. Pengaruh Dopamin dan Algoritma Digital – Indra Dwi Purnomo, M.Psi., PhD.
Indra Dwi Purnomo menjelaskan bahwa kadar dopamin yang terlalu rendah atau tinggi dapat meningkatkan risiko kecanduan. Algoritma media sosial dirancang untuk mempertahankan perhatian penggunanya, salah satunya melalui fitur perjudian daring dengan nominal kecil. Banyak individu yang kecanduan judi digital sulit berhenti karena dorongan untuk menang dan mengembalikan modal. Bahkan, beberapa menggunakan narkotika untuk bertahan berjudi lebih lama. Ketika keuangan menipis, mereka beralih ke pinjaman online (pinjol) dan semakin terjerumus dalam lingkaran masalah. Oleh karena itu, penanganan kecanduan digital memerlukan dukungan dari psikolog, psikiater, serta lingkungan sekitar.
3. Maraknya New Psychoactive Substances (NPS) – Dr. dr. Diah Setia Utami, Sp.Kj., MARS.
Dr. Diah Setia Utami mengungkapkan bahwa saat ini terdapat banyak zat psikoaktif baru (NPS) yang disalahgunakan, terutama oleh pekerja yang membutuhkan stamina tinggi seperti kurir, buruh, dan pengemudi ojek daring. Mereka mendapatkan zat ini secara ilegal melalui internet atau toko-toko tertentu. Kesadaran untuk berhati-hati dalam mengonsumsi produk tertentu sangatlah penting agar tidak terkena dampak hukum maupun kesehatan.
4. Tidur Berkualitas dan Kesehatan Mental – dr. Alifiati Fitrikasari, Sp.Kj.
Dr. Alifiati menekankan pentingnya tidur yang cukup dan berkualitas untuk kesehatan fisik serta mental. Kurang tidur dapat memperburuk kondisi kesehatan mental, sementara mereka yang mengalami gangguan mental cenderung mengalami kesulitan tidur. Ia juga menyarankan pengelolaan berat badan secara sehat dan penerapan sleep hygiene sebagai upaya pencegahan gangguan mental.
5. Kecanduan Pornografi dan Dampaknya pada Otak – dr. Eva Suryani, Sp.Kj.
Dalam sesi terakhir, dr. Eva Suryani menjelaskan bahwa kecanduan pornografi dapat menyebabkan penyusutan prefrontal cortex, bagian otak yang berperan dalam pengambilan keputusan logis dan rasional. Hal ini dapat meningkatkan risiko gangguan kepribadian dan perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Pencegahan kecanduan ini dapat dilakukan melalui pendidikan moral dan agama, serta pemblokiran konten yang tidak sesuai.
6. Mengenali dan Mengatasi Kecanduan – Kusumojati Nuur Wicaksono, S.Kom., B.Inf. Tech.
Kusumo Jati menjelaskan bahwa kecanduan bukan hanya terbatas pada zat berbahaya, tetapi juga bisa terjadi pada aktivitas tertentu seperti bermain gim. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memahami dampak kecanduan dan berupaya melepaskan diri agar dapat menjalani kehidupan yang lebih produktif. Pengetahuan mengenai kesehatan mental juga penting bagi generasi muda agar mereka dapat mengenali diri sendiri, menghindari situasi berisiko, dan meraih masa depan yang lebih cerah.
Kesimpulan
Seminar ini menegaskan bahwa ketahanan keluarga dan masyarakat sangat berperan dalam menghadapi tantangan kesehatan mental di era digital. Edukasi, pola hidup sehat, dan kesadaran akan risiko dunia digital merupakan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan mental, terutama bagi generasi muda yang rentan terhadap berbagai pengaruh negatif.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai tantangan ini, diharapkan individu dan masyarakat dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih sehat secara mental dan emosional dalam menghadapi era digital yang terus berkembang.