Sabilurrasyad Sharing Session Bersama Ibu Ainol Mardhiah, S.Pd., M.A (TESL) penerima beasiswa non degree Community College Initiative Fulbright dan Beasiswa Master Australia Awards

Kendal, 27 Juli 2025 — Sabilurrasyad Islamic Boarding School kembali menyelenggarakan program “Sabilurrasyad Sharing Session” sebagai wadah motivasi dan inspirasi bagi seluruh santri. Acara yang berlangsung pada hari Minggu ini menghadirkan pembicara istimewa, Ibu Ainol Mardhiah, S.Pd., M.A (TESL), seorang dosen Bahasa Inggris, tutor bahasa, sekaligus alumni dari dua program beasiswa bergengsi: Community College Initiative Program (Fulbright) dan Australia Awards Scholarships.

Dari Santri ke Dunia Internasional

Dalam kesempatan ini, Ibu Ainol membagikan kisah inspiratifnya sebagai seorang mantan santri yang menapaki jalan akademik hingga ke dunia internasional. Ia menempuh pendidikan pesantren selama enam tahun sejak SMP hingga SMK, melanjutkan kuliah di jurusan Bahasa Inggris, dan kemudian mendapatkan pengalaman mengajar di pesantren selama lima tahun. Perjalanan akademiknya berlanjut melalui program MESA College di Amerika Serikat dan program magister di Flinders University, Australia, dengan fokus pada pengajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing (TESL).

Tantangan dan Peluang Santri di Era Global

Dalam pemaparannya, Ibu Ainol menyoroti beberapa tantangan penting yang harus dihadapi para santri masa kini, antara lain:

Perkembangan teknologi yang cepat, yang harus bisa disikapi dengan adaptasi dan literasi digital yang tepat.

Persaingan global yang ketat, yang menuntut santri untuk memiliki keterampilan dan kecakapan hidup.

Pentingnya identitas keimanan, sebagai pondasi moral saat berinteraksi dengan masyarakat dunia.

Meski demikian, peluang juga terbuka sangat luas. Dengan kemauan kuat dan pemanfaatan teknologi secara positif, santri dapat mengakses berbagai informasi dan program seperti exchange program, pelatihan daring, atau beasiswa internasional.

Penguasaan Bahasa Asing sebagai Kunci

Sebagai dosen Bahasa Inggris, Ibu Ainol juga menekankan bahwa penguasaan bahasa internasional, khususnya Bahasa Inggris dan Arab, menjadi salah satu kunci penting untuk membuka banyak peluang, baik dalam bidang studi, pekerjaan, maupun jaringan relasi. Ia mendorong santri untuk aktif membentuk komunitas belajar bahasa dan konsisten menjalankan program bahasa secara rutin di pesantren.

“Santri punya peluang besar karena hidup dalam komunitas yang bisa saling mendukung. Tinggal bagaimana kita mau berkomitmen dan disiplin,” ujar beliau.

Sesi Interaktif dan Pertanyaan Inspiratif

Kegiatan ini semakin hidup dengan sesi tanya-jawab yang menunjukkan antusiasme tinggi dari para santri. Beberapa pertanyaan yang diajukan mencakup:

Persiapan beasiswa: Menurut Ibu Ainol, perlu dirancang sejak dini, termasuk menentukan tujuan hidup, mengembangkan keterampilan, serta memperkuat penguasaan bahasa.

Mengatasi rasa malas di pondok: Kuncinya adalah memiliki tujuan hidup yang jelas, agar aktivitas belajar lebih terarah dan bermakna.

Pembatasan teknologi di pesantren: Menurut beliau, bukan informasinya yang dibatasi, tetapi penggunaan gadget yang berpotensi mengganggu fokus. Maka, santri bisa tetap mengakses informasi yang bermanfaat saat berada di rumah atau dalam waktu yang diperbolehkan.

Mengatasi rasa minder: “Rasa minder berasal dari dalam diri. Kuncinya adalah memperkuat tekad, mengembangkan potensi, dan percaya bahwa usaha sungguh-sungguh akan menghasilkan buah yang baik.”

 

Kesan dan Harapan

Di akhir sesi, Ibu Ainol menyampaikan rasa senangnya terhadap antusiasme santri Sabilurrasyad. Ia juga berharap agar program pengembangan bahasa asing di pesantren dapat dilaksanakan secara konsisten dan masif, sebagai bekal penting bagi para santri untuk bersaing di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *