Semakin Berprestasi, Sabilurrasyad Kirimkan Santri Terbaik Pada Raimuna Nasional XII

Sekilas tentang Raimuna Nasional

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka kembali menggelar kegiatan Raimuna Nasional (Rainas) pada 14-21 Agustus 2023 di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur, DKI Jakarta. Dilansir dari website pramuka.or.id, Raimuna berasal dari dua gabungan kata yaitu ‘rai’ dan ‘muna’. Rai berarti sekelompok orang. Rai juga dapat memiliki arti sekelompok kepala suku yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan bersama. ‘Muna’ memiliki arti daya kekuatan yang berpengaruh baik dalam mencapai keberhasilan. Sehingga secara bahasa, ‘raimuna’ dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang tengah berkumpul bersama dengan segala daya kekuatan yang baik untuk mencapai tujuan bersama. Raimuna merupakan pertemuan pramuka penegak dan pramuka pandega dalam bentuk perkemahan besar. Tujuannya adalah untuk membina dan mengembangkan persaudaraan dan persatuan antar para pramuka penegak dan pandega. Raimuna diselenggarakan dalam bentuk perkemahan besar yang kegiatannya bersifat kreatif, rekreatif, produktif, dan edukatif.

Kegiatan dalam Rainas XII Tahun 2023 dihimpun dalam 5 pilar utama Rainas XII Tahun 2023, yakni Persatuan dan Kesatuan, Pengabdian, Talenta Indonesia, Teknologi, dan Kebudayaan, di mana setiap kegiatan yang dirancang harus berdasarkan 5 pilar tersebut, serta memecahkan masalah dan berfokus pada peningkatan mutu yang berkaitan dengan 5 pilar tersebut. Peserta Rainas XII Tahun 2023 diutamakan Pramuka Penegak dan Pandega Garuda, yang telah menyelesaikan setidaknya SKU Bantara untuk Pramuka yang termasuk ke dalam Golongan Penegak dan menyelesaikan SKU Pandega untuk Pramuka yang termasuk ke dalam Golongan Pandega.

Iqbal Khairullah, Santri Sabilurrasyad Ikuti Raimunas XII

JUARA! Sabilurrasyad berhasil mengirimkan santri terbaiknya untuk mewakili Kwarcab Kendal bersama putra putri Kendal lainnya. Ialah Iqbal Khairullah, siswa kelas XII Jurusan Multimedia SMK Sabilurrasyad dinyatakan lolos seleksi untuk mengikuti kegiatan Raimunas XII. Sebelum melenggang ke tingkat Nasional, Iqbal terlebih dahulu harus mengikuti seleksi ketat yakni tingkat internal di Sabilurrasyad dan Kwarcab Kendal. Berdasarkan uji kelayakan akhirnya Pramuka Sabilurrasyad mengirimkan Iqbal beserta satu putri terbaiknya untuk mengikuti seleksi tingkat Kwarcab Kendal. Seleksi di tingkat Kwarcab Kendal terdiri dari beberapa sesi yakni seleksi terkait teori, fisik dan wawancara. Salah satu syarat untuk mengikuti Raimunas XII adalah layak dan siap dilantik menjadi Pramuka Garuda, di mana pada saat itu Iqbal masih menjadi Pramuka Penegak Bantara, sehingga di tengah proses seleksi Iqbal juga bekerja keras untuk menyelesaikan syarat kecakapan khusus untuk menjadi Pramuka Penegak Laksana dan bisa dilantik menjadi Pramuka Garuda. Selain persiapan tentang kepramukaan, modal utama yang dimiliki Iqbal sehingga lolos Raimunas XII adalah kepercayaan diri dan mental yang kuat. Hal ini berkat dukungan dan arahan dari tim Pembina juga Pelatih Pramuka Sabilurrasyad yang telah mendampingi dan membekali Iqbal melalui persiapan-persiapan yang sangat matang.

“Prosesnya, pasti awalnya dari gugus depan, dilakukan seleksi dimana saat itu memang untuk seleksi  membutuhkan kesiapan fisik, mental, attitude, skill di kepramukaan, cara managerial maupun skill human relasional atau hubungan antara masyarakat,  dan saat itu dari Sabilurrasyad mengirimkan 2 perwakilan untuk mengikuti seleksi di tingkat kwarcab, pada saat pelaksanaan seleksi ada seleksi terkait teori fisik dan wawancara, dari sekian banyak tes yang di lakukan dan pada akhirnya Iqbal Khairullah bisa lolos untuk mengikuti Raimuna Nasional” Ibu Liza, Pembina Pramuka SMK Sabilurrasyad.

“Perasaan Ibu sangat bangga dan bersyukur sekali bahwa alhamdulillah kita Sabilurrasyad sudah melaksanakan tugas dan misinya, tujuan semangat mendidik dan mengantarkan anak-anak didiknya mencapai cita-citanya untuk maju dan bisa sejajar sampai ke taraf nasional meskipun yang mewakili utk perdana masih 1 santri kita yaitu santri Iqbal. Tapi minimal 1 santri ini mewakili santri-santri Sabilurrasyad yang lain. Kita sudah memberikan bukti nyata mengantarkan santrinya untuk mengembangkan/ menambah/ membuka wawasan untuk berkenalan sampai ke tingkat Nasional. Bergabung dan berkenalan dengan para pramuka dari seluruh Indonesia. Dan ternyata di Raimuna ini beda dengan Jambore. Anak-anak benar-benar bahagia ceria kesempatan saling bertukar pikiran pengalaman, berbaur tanpa melihat latar belakang asal usul suku agama dan tingkat sosial ekonomi. Benar-benar di alam bebas di tenda tanpa kasur dan bantal dan makan bersama seadanya berkehidupan sehari-hari selama dalam momentum tersebut. Benar-benar anak sangat enjoy dan membuat acara yang tiap team giat tersebut selalu berbaur ada semua komponen asal pramuka. Melihat demikian ibu rasa terharu bangga dan bersyukur dari ribuan tersebut Sabilurrasyad ikut hadir meski hanya 1 orang duta. Dan moga besok bisa yang lain bergantian agar Sabilurrasyad bisa ikut berpartisipasi dalam taraf nasional.” Ungkap Ibu Susmeiati selaku Ketua Yayasan Sabilurrasyad yang berkesempatan untuk mengunjungi Iqbal di Cibubur.

Pramuka Sabilurrasyad akan Terus Berkarya

Dengan lolosnya Iqbal pada Raimunas XII menjadi salah satu contoh dan bukti nyata, bahwa pola pendidikan kepramukaan di Sabilurrasyad sudah menjadi lebih baik, tentunya diharapkan santri-santri yang lain dapat termotivasi untuk berprestasi di bidang kepramukaan dan bidang-bidang lainnya, sehingga spirit berkompetisi di Sabilurrasyad semakin meningkat. Sabilurrasyad kembali membuktikan santri-santrinya dapat berkompetisi dan berpartisipasi di tingkat Nasional, sebelumnya Iqbal Khairullah adalah Paskibraka Kabupaten Kendal. (ra)

Deklarasi Anti Narkoba dan Penandatanganan MoU Pesantren Bersinar antara Sabilurrasyad dengan BNNK Kabupaten Kendal

Deklarasi Anti Narkoba dan Penandatanganan MoU Pesantren Bersinar

Sabilurrasyad dengan BNNK Kabupaten Kendal

Dalam upaya untuk memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, berbagai pihak terus berkolaborasi untuk mengambil langkah-langkah konkret. Salah satu kerjasama yang signifikan adalah antara Pesantren Sabilurrasyad dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Kendal (BNNK Kabupaten Kendal). Pada tanggal 7 Agustus 2023, sebuah deklarasi anti narkoba diresmikan bersamaan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua belah pihak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya narkoba serta memperkuat sinergi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba.

Pesantren Bersinar (Bersih Narkoba): Membangun Generasi Tangguh Anti Narkoba

Pesantren Sabilurrasyad, yang kini telah mendeklarasikan diri sebagai “Pesantren Bersinar,” telah lama dikenal sebagai lembaga pendidikan agama yang fokus pada pembentukan karakter dan akhlak para santrinya. Namun, dengan semakin kompleksnya tantangan dalam era modern ini, pesantren juga berperan penting dalam mengedukasi para santri tentang bahaya narkoba dan bagaimana cara melawan godaan tersebut.

Deklarasi anti narkoba yang diinisiasi oleh Pesantren Bersinar menegaskan komitmen mereka untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba. Dengan pendekatan holistik yang mencakup pendidikan agama, penanaman nilai-nilai moral, dan pemahaman tentang bahaya narkoba, pesantren ini berupaya mempersiapkan generasi muda yang kuat dan tahan terhadap pengaruh negatif.

Dalam upaya yang tegas untuk memberantas peredaran narkoba serta mendorong kesadaran akan bahaya penyalahgunaan zat adiktif, Pesantren Bersinar Sabilurrasyad telah mengambil langkah nyata dengan melakukan tes urine kepada perwakilan 60 civitas internal. Civitas tersebut meliputi berbagai elemen, seperti santri, ustadz, guru, pamong, staf, dan petugas keamanan. Hasil yang diumumkan sungguh menggembirakan, di mana 100% dari total peserta dinyatakan negatif penggunaan narkoba. Hasil tersebut disampaikan secara langsung oleh ketua BNNK Kabupaten Kendal, Ibu Anna Setiyawati, S.Sos., M.M.


Pesantren Bersinar Sabilurrasyad telah melibatkan seluruh komunitasnya dalam sosialisasi tentang efek negatif narkoba, serta mengedukasi mengenai konsekuensi yang dapat merusak masa depan individu dan masyarakat. 

Sinergi dengan BNNK Kabupaten Kendal: Langkah Nyata dalam Penanggulangan Narkoba

Dalam upaya bersama untuk memberantas peredaran narkoba di wilayah Kabupaten Kendal, Pesantren Bersinar menjalin kerjasama erat dengan BNNK Kabupaten Kendal. Penandatanganan MoU antara kedua pihak menjadi langkah nyata dalam memperkuat sinergi di antara mereka. MoU ini mencakup komitmen untuk saling mendukung dalam program-program pencegahan, penyuluhan, serta rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba.

Kerja sama ini juga membuka peluang bagi Pesantren Bersinar dan BNNK Kabupaten Kendal untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman. Pesantren Bersinar dapat memberikan wawasan tentang pendekatan pedagogis yang efektif dalam mengajarkan tentang bahaya narkoba kepada generasi muda, sementara BNNK Kabupaten Kendal dapat memberikan informasi terkini tentang tren peredaran narkoba dan strategi penanggulangannya.

Membangun Masyarakat yang Sadar Narkoba

Deklarasi anti narkoba dan penandatanganan MoU antara Pesantren Bersinar dan BNNK Kabupaten Kendal bukan hanya sekedar tanda tangan di atas kertas. Ini adalah langkah konkret dalam membangun masyarakat yang lebih sadar akan bahaya narkoba dan siap melawannya. Dengan melibatkan lembaga pendidikan agama dan instansi pemerintah dalam aksi nyata, harapannya adalah semakin banyak generasi muda yang terhindar dari jerat narkoba dan dapat berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.

Seiring berjalannya waktu, kerjasama ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi angka penyalahgunaan narkoba di wilayah Kabupaten Kendal. Hal ini juga menjadi contoh inspiratif bagi kerjasama serupa di seluruh Indonesia, di mana pendidikan dan kolaborasi menjadi kunci utama dalam melawan ancaman narkoba.

Deklarasi anti narkoba dan penandatanganan MoU antara Pesantren Bersinar dan BNNK Kabupaten Kendal merupakan upaya konkret untuk melindungi generasi muda dari bahaya narkoba dan membangun masyarakat yang kuat dan sadar akan ancaman ini. Semoga kerjasama ini berhasil menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan dalam upaya memberantas narkoba di Indonesia.

NYAMUK PENYELAMAT

Pak Dirjo adalah seorang petani tua yang tinggal di lereng gunung. Ia hidup sendirian karena ia tak mempunyai anak serta, istrinya yang sudah lama meninggal. Ia sangat kesepian karena itulah, ia selalu menggerutu dan tak bersemangat sama sekali melakukan aktifitasnya.

Musim hujan pun tiba, semakin membuatnya tambah mengeluh dan meggerutu. Atap rumahnya selalu saja bocor sana sini dan itu sangat mengganggunya. Ia tak ingin memperbaikinya karena percuma saja mungkin umurnya tak akan lama lagi dan rumahnya tidak akan ditinggali siapa pun. Lagi pula ia tak memiliki sepeser uang guna memperbaiki atap miliknya.

Saat malam hari, ia hendak tidur. Namun, banyak sekali nyamuk yang datang ke kamarnya. Membuatnya menggerutu dan tak bisa tidur. Lalu ia mengeluh

“Kenapa bisa tuhan membuat hewan pengganggu ini?!” Kata Pak Dirjo

Ia pun memutuskan untuk pergi ke warung membeli obat nyamuk dengan menaiki sepedanya. Jarak rumah dan warung lumayan jauh, Pak Dirjo juga sudah lemah menaiki sepedanya tidak seperti waktu mudanya dulu. Sehingga perjalanan memakan waktu yang lumayan lama

Sesampainya di warung ia bergegas membeli obat nyamuk tersebut dengan uang seadanya hasil yang sudah ia kumpulkan.

Setelahnya, tanpa pikir panjang ia kembali mengayuh sepedanya menuju kembali ke rumah. Waktu yang ditempuh sekitar 45 menit. Namun, saat tiba dirumah ia terheran heran sebab banyaknya warga yang mengerumuni rumahnya sambil meneriaki namanya.

“Pak Dirjo!! Pak Dirjo!!” Teriak salah satu warga

Ia pun mendatangi kerumunan tersebut. Dan betapa terkejutnya ia melihat rumahnya sudah tertimpa tanah dan roboh. Matanya bergelinang air. Ia tak mempunyai apa pun saat ini, hanya sebatang obat nyamuk dan sepeda tuanya.

“Pak Dirjo, untunglah anda tidak di dalam rumah tersebut. Kami sangat khawatir” ucap seorang warga

“Benar pak tadi lereng tebing di belakang rumah anda lengser”

Setelah dipikir pikir ia sadar, nyawanya lebih penting dari sekedar rumahnya yang roboh. Ia pun bersyukur atas nyamuk nyamuk tadi yang membuatnya tidak di dalam rumah.

“Tuhan, maafkanlah perkataanku tadi. Bagaimana pun semua ciptaan Mu selalu ada manfaatnya” Sesal Pak Dirjo

Salah seorang warga mendekatinya lalu mengelus lembut punggung Pak Dirjo untuk menenangkan.

“Yang sabar ya Pak. Kalau Bapak mau, tinggal bersama saya saja.”

“Benarkah?? Apa tidak apa apa nak??”

“Sangat tidak apa apa Pak, saya malah senang ada yang menemani saya.”

Warga itu bernama Burhan. Orang tuanya telah meninggal disebabkan oleh kecelakan beberapa tahun silam. Ia bekerja meneruskan dagangan orang tuanya, penghasilannya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Namun, ia justru sangat kesepian. Dan butuh seseorang untuk menemaninya.

Akhirnya Pak Dirjo pun tinggal bersama Burhan. Mereka seperti sepasang Ayah dan Anak yang sangat akrab. Pak Dirjo sangat bahagia, ia kembali melakukan aktivitasnya dengan sangat ceria dan bersemangat. Ini semua karena nyamuk yang telah mengganggunya.

Oleh Nina Asriyatiya Shofa Kelas VIII (Tahun ajaran 2022/2023)

Pembelajaran Berdiferensiasi, wujud penerapan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara

Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada murid, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.

Menurut Suprijino (2010: 6) dalam naskah publikasi Sunarto (2013: 4), Paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang tinggi, tetapi meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar sehingga penting bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran yang aktif. Pembelajaran aktif bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi berbantuan media youtube.

Langkah-langkah dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu (1) melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll). (2) merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar), dan (3) mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar murid, berdasarkan 3 aspek, yaitu Kesiapan belajar murid (readiness), Minat murid, Profil belajar murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. Guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.

Manajemen kelas yang efektif yaitu guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif. Penilaian berkelanjutan. Guru menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, dan kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.

Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:

  1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survei menggunakan angket, dll)
  2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
  3. Mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Terdapat tiga strategi diferensiasi yaitu a) diferensiasi konten, b) diferensiasi proses dan, c) diferensiasi produk.

Diferensiasi Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya. Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

Diferensiasi proses yaitu proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:

  1. Menggunakan kegiatan berjenjang
  2. Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat
  3. Membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas
  4. Mengembangkan kegiatan bervariasi 

Diferensiasi produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, diagram) atau sesuatu yang ada wujudnya. Produk yang diberikan meliputi 2 hal:

  1. Memberikan tantangan dan keragaman atau variasi
  2. Memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yaitu setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis Pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Guru berinovasi melakukan keragaman layanan sesuai karakteristik peserta didik dengan diferensiasi pembelajaran. Pembelajaran diferensiasi diterapkan oleh guru sebagai tujuan pembelajaran yang berpihak pada murid dan pembelajaran penuh makna. Guru melakukan langkah awal memetakan keragaman meliputi dari gaya belajar, kesiapan, kemampuan, pengalaman, bakat, minat, bahasa, kebudayaan, dan cara belajar. Guru memahami dan menyadari bahwa cara, metode, dan strategi harus bervariasi dalam mendukung pembelajaran diferensiasi.

Refleksi Sholat Lima Waktu dari Isro’ Mi’roj

Ibadah wajib yang dilakukan umat muslim sehari-hari adalah sholat lima waktu. Sholat menjadi tiang agama bagi umat muslim. Terdapat banyak keutamaan bagi seseorang yang mau menjalankan sholat dengan baik dan benar. Perintah ibadah sholat bagi umat Nabi Muhammad SAW ini datang pada saat Nabi mengalami peristiwa Isra’ Mi’raj.

            Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci bagi Nabi Muhammad SAW. Peristiwa Isra’ Mi’raj terbagi menjadi dua perristiwa yang berbeda. Dalam Isra’ Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Kemudian dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi dan berjumpa dengan Allah SWT.

            Menurut Al Manshurfuri Isra’ Mi’raj terjadi pada malam 27 bulan Rajab tahun ke-10 kenabian. Pada malam tersebut malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad dan mencuci hati beliau dengan air zam zam. Penyucian ini bukan berarti hati beliau kotor, tidak. Nabi diciptakan oleh Allah SWT dengan hati paling suci dan mulia, hal ini untuk menambah kebersihan di atas kebersihan, kesucian di atas kesucian, dan untuk memantapkan serta menguatkan hati beliau karena akan melekukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.

            Setelah itu disiapkan bagi Baginda Nabi binatang Buroq sebagai kendaraan beliau dalam melakukan perjalanan suci tersebut. Dalam perjalanan, malaikat Jibril menemani di sebelah kanan beliau sedangkan malaikat Mikail di sebelah kiri. Menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Jibril memegang sanggurdi pelana Buroq, Mikail memegang tali kendali.

            Dalam perjalanan tersebut Nabi Muhammad beberapa kali berhenti untuk melakukan sholat. Diantaranya yaitu di Madinah, di Madyan (di didi pohon dimana Musa dulu beristirahat di bawahnya saat di kejar Fir’aun) dan terakhir di Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa). Selain itu nabi juga mengalami beberapa peristiwa. Diantaranya yaitu melihat Jin Ifrit yang mengikutinya dengan membawa obor. Nabi kemudian melintasi sekelompok orang yang bercocok tanam, lantas langsung memanen hasilnya. ini adalah gambaran umat yang berjihad fi sabilillah. Nabi kemudian mencium aroma harum Masyitoh, yang memegang teguh keyakinannya kepada Allah SWT meski ia dan anak-anaknya dihukum dengan dimasukkan ke dalam wadah yang mendidik.

            Nabi bertemu pula dengan sekelompok orang yang memukul kepala dengan palu hingga pecah lantas kepala itu utuh kembali dan dipukul lagi seterusnya. Ini gambaran orang yang malas atau meninggalkan sholat lima waktu. Nabi juga bertemu dengan orang yang memakan daging busuk, sebagai perumpamaan umat yang berzina, Nabi melintasi orang yang mengguntingi lidah dan bibir dengan gunting besi, itu merupakan gambaran ahli fitnah. Nabi berjumpa pula dengan wanita yang memakai perhiasan serba indah yang merupakan gambaran dunia yang bisa melalaikan orang dari akhirat.

            Setelah sholat di Masjidil Aqsa Nabi melakukan mi’raj, melewati langit dunia menuju Sidratul Muntaha. Dalam perjalanannya Nabi Muhammad SAW bertemuu dengan beberapa Nabi yang lain. Diantaranya yaitu Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Yahya di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit ke empat, Nabi Harun di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh.

            Setelah itu, tiba waktu dimana Nabi berjumpa dengan Allah SWT dan mendapatkan perintah untuk mendirikan sholat lima waktu bagi beliau dan seluruh umatnya. Sungguh merupakan anugerah yang luar biasa, di mana Allah SWT memanggil langsung Nabi Muhammad untuk memberikan perintah ibadah sholat yang mulia ini. Ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat. Allah SWT memanggil hamba yang paling dicintaiNya untuk menerima perintah ini secara langsung. Awalnya perintah sholat ini sebanyak 50 waktu dalam sehari, namun Nabi meminta keringanan kepada Allah SWT sehingga Allah hanya mewajibkan 5 waktu sholat saja.

            Isra’ Mi’raj adalah bukti kekuasaan Allah mampu melampaui segalanya tanpa batas ruang dan waktu. Mi’raj dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai gambaran manusia sempurna yang mencapai titik penghambaan mutlak kepada Tuhannya. Peristiwa ini menjadi pengingat kembali akan pentingnya sholat bagi kaum muslim. Semoga dengan memperingatinya dapat menambah keimanan kita dan mengingatkan kita untuk tidak lalai dalam menunaikan sholat lima waktu.

Kesejahteraan Guru Tidak Melulu Soal Gaji

Suatu ketika saya bertanya kepada murid-murid di kelas ketika saya sedang PPL. “Siapa guru favorit kalian?”, secara serentak mereka menyebutkan nama salah satu guru di sekolah mereka. “Kenapa kalian suka guru tersebut?” lanjut saya. “Ya karena ngajarnya enak” jawab mereka. “Enak itu seperti apa?” tanya saya lagi. “Enak, tidak pernah marah-marah. Tidak memberi tugas yang membebani, pengertian kepada kami. Enaklah pokoknya”.

Dari cerita tersebut saya mengambil pelajaran bahwa para murid lebih suka dimengerti. Murid-murid mengidamkan guru yang bisa memahami kebutuhan mereka. Guru yang pengertian sehingga mereka tidak perlu takut untuk mengatakan bahwa mereka belum bisa atau belum paham. Guru yang tidak mudah marah karena muridnya tidak mengerjakan tugas, tetapi mencari tahu kenapa tugas yang diberikan tidak dikerjakan. Guru yang bisa digugu dan dituru serta bisa menjadi teman baik bagi murid.

Menjadi guru bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan, bahkan bisa dikritisi tidak semua yang mengajar di kelas adalah guru, tapi bisa saja hanya sekedar pengajar. Menjadi guru harus memiliki kualifikasi, kompetensi serta keterampilan tertentu untuk menjadi pendidik yang profesional. Menurut Ki Hajar Dewantara guru harus bisa menjadi sosok yang Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi contoh), Ing madyo mangun karso (di tengah memberi semangat), dan Tut wuri handayani (di belakang memberi daya kekuatan). Beratnya peran seorang guru harus dibarengi dengan pelatihan dan motivasi yang kuat agar para guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Melalui kurikulum merdeka, pemerintah sedang menggalakkan program merdeka belajar. Konsep ini digadang-gadang menjadi solusi atas permasalahan pendidikan di Indonesia. Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada guru dalam mengajar. Guru bisa lebih fleksibel untuk melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai kemampuan peserta didik. Guru juga bisa mengembangkan soft skill peserta didik melalui pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman proyek penguatan profil pelajar pancasila. Selain banyak kemudahan dari kurikulum ini, tuntutan administratif yang harus dipenuhi guru tetaplah banyak. Di sisi lain kesejahteeraan guru di Indonesia masih tergolong rendah. Persatuan Guru Republik Indonesia dalam wawancaranya dengan tim Republika (2017) menyebutkan bahwa masih terdapat banyak masalah kesejahteraan guru di Indonesia. Ada sekitar satu juta guru yang hidup di bawah kata sejahtera. Angka yang cukup besar bagi profesi yang memegang peran penting dalam membentuk generasi bangsa.

Timothy D. Walker seorang berkebangsaan Amerika yang tinggal dan menjadi guru di Finlandia menulis buku berjudul Teach like Finlandia. Buku ini menceritakan bagaimana para guru di Finlandia menjalani profesinya dengan baik dan menghasilkan murid-murid yang mampu mengungguli murid dari negara lain dalam Tes PISA (Program for International Student Assesment). Melalui buku ini kita bisa mengambil pelajaran bagaimana strategi para guru di Finlandia menumbuhkan kesejahteraan secara internal untuk memaksimalkan perannya.

Menurut penelitian dalam buku tersebut, menunjukkan bahwa kebahagiaan bukanlah hasil dari kesuksesan tetapi kunci dari kesuksesan. Hal ini yang menjadikan kesejahteraan sebagai faktor utama yang harus dipertimbangkan di sekolah. Guru-guru di Finlandia sangat memahami kebutuhan istirahat, tidak hanya untuk murid tetapi juga untuk dirinya sendiri. Murid di Finlandia mendapatkan istirahat 5 menit setiap 45 menit pelajaran, serta 15 menit untuk jam istirahat. Menurut Levitin (Walker, 2017) menyatakan bahwa memberikan otak waktu untuk beristirahat, melalui jeda yang teratur akan mengarah pada produktivitas dan kreativitas yang lebih besar. Istirahat bagi para guru di sana juga terbilang cukup dengan tidak adanya beban administratif yang terlalu banyak yang harus dikerjakan para guru di Finlandia. Mereka memanfaatkan waktu istirahat di sekolah untuk berkolaborasi dengan teman sejawat.

Strategi selanjutnya adalah menyederhanakan ruang. Di kelas-kelas Finlandia para guru cenderung untuk tidak banyak menempelkan sesuatu pada dinding kelasnya. Mereka mempercayai bahwa mengurangi rangsangan eksternal di dalam kelas sebagai upaya untuk membuuat para siswa dapat lebih fokus. Menyederhanakan ruang mampu membuat nyaman penghuninya. Selain itu, kebutuhan untuk menghirup udara segar sangat diperhatikan di Finlandia. Hal ini untuk meningkatkan kesejahteraan dan proses belajar yang lebih baik di dalam kelas. Salah satu cara yang dilakukan guru di sana adalah dengan belajar di alam. Bermain di alam sambil belajar tidak hanya membuat pembelajaran menjadi bermakna, namun guru juga dapat menjadikannya sebagai sarana rekreasi dan memulihkan tenaga.

Untuk mendapatkan suasana belajar yang kondusif guru membuat Anchor charts (Aturan pokok), yaitu sebuah aturan kelas yang dibuat oleh guru dan murid yang disepakati bersama. Umumnya aturan ini memuat tiga hal pokok yaitu hormati diri sendiri, hormati orang lain, dan hormati lingkungan. Dari ketiga hal pokok tersebut murid akan menurunkan menjadi aktivitas-aktivitas di kelas seperti kelas nyaman, tenang, dan tidak berantakan.

Finlandia mengajarkan bahwa bekerja keras tanpa mempertimbangkan kesejahteraan diri merupakan sesuatu yang keliru. Memperhatikan kesejahteraan diri, kesejahteraan siswa, serta kesejahteraan teman seprofesi akan mampu menciptakan harmoni yang baik dalam suatu sekolah. Finlandia juga memperlihatkan bagaimana guru memaksimalkan waktu untuk berkolaborasi. Dari 15 menit waktu istirahat yang mereka gunakan untuk saling bercengkerama menghasilkan pandangan bahwa kolaborasi bukan sebagai sesuatu yang mewah, namun kolaborasi adalah kebutuhan. Dari Finlandia kita juga belajar bahwa kesejahteraan bukanlah sekedar gaji namun keadaan yang membuat para guru merasa aman, nyaman, dan diperhatikan kebutuhan psikologisnya.

 Daftar Pustaka

Walker, D. Timothy. 2017. Teach Like Finlandia. Jakarta: Grasindo

https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/11/25/ozxtz5384-pgri-kesejahteraan-guru-masih-banyak-masalah    (diakses 21 November 2022)

Perjalanan Pendidikan Nasional

Tahun ini Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan ke-77. Usia yang tidak lagi muda bagi lahirnya bangsa. Sejak proklamasi kemerdekaan, para pendiri negara telah banyak melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas bangsa mulai dari segi pemerintahan, ekonomi, kesehatan,hingga pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Majunya suatu bangsa dipengaruhi kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang berkualitas diperoleh dari kualitas Pendidikan yang baik.

Jauh sebelum Indonesia merdeka, rakyat Indonesia telah mengenal Pendidikan yang bersumber dari ajaran agama yang berkembang saat itu. Mulai dari ajaran Hindu Budha yang dilakukan melalui padepokan-padepokan yang berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Hindu Budha. Dilanjutkan dengan ajaran Islam yang dibawa para saudagar dari Gujarat pada abad ke-13 yang berkembang di Kawasan pesisir. Pendidikan Islam ini terus mengalami perkembangan dari yang mulanya diajarkan di Mushola berkembang menjadi Pondok Pesantren hingga terbentuk madrasah.

Pada abad ke-16 datanglah bangsa Portugis disusul dengan Spanyol, berdagang dan menyebarkan ajaran agama Nasrani (katholik). Para misionaris Nasrani menyarankan untuk mendirikan sekolah-sekolah (seminarie) guna menyebarkan ajaran Nasrani (katholik). Pada tahun 1536 telah berdiri sebminarie di Ternate yang menjadi sekolah agama anak-anak  orang terkemuka. Pelajaran yang diberikan diantaranya adalah pelajaran agama, membaca, menulis dan berhitung.

Setelah Portugis tumbang, Belanda datang untuk berdagang dan menciptakan kekuasaan baru di Nusantara. Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk menyebarkan ajaran Protestan. Sekolah pertama didirikan di Ambon pada tahun 1607. Pembelajaran yang diberikan yaitu membaca, menulis, dan sembahyang. Guru pendidik berasal dari Belanda dan mendapatkan upah. Bahasa Belanda menjadi Bahasa pengantar hingga tahun 1786. Pendidikan kejuruan mulai muncul abad ke-19.

Menjelang kemerdekaan, Indonesia sempat dikuasai Jepang kurang lebih selama 3 tahun. Demi menarik simpati masyarakat Indonesia, Jepang pada mulanya memberlakukan sistem pendidikan yang cukup baik. Akses pendidikan sedikit lebih mudah untuk didapatkan, tidak ada pembedaan atau diskriminasi dalam pendidikan untuk kaum pria maupun perempuan. Namun, lantaran Jepang sedang menghadapi Perang Asia Timur Raya yang menjadi bagian dari Perang Dunia II melawan Sekutu, seluruh sendi kehidupan di Indonesia disesuaikan dengan kebutuhan perang, termasuk pendidikan. Terdapat empat materi pokok yang diajarkan pada masa pendudukan Jepang yaitu: latihan kemiliteran dan semangat Jepang; Bahasa, sejarah, dan adat istiadat Jepang; Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; serta olahraga dan nyanyian Jepang untuk pembinaan kesiswaan.

Pasca merdeka Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas Pendidikan nasionalnya. Pada tahun 1947 dibentuk Panitia Penyelidik Pengajaran Pendidikan Republik Indonesia yang beranggotakan 52 orang. Panitia ini bertugas untuk meninjau masalah Pendidikan dan pengajaran kanak-kanak dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. . Hingga kurikulum merdeka diberlakukan, tercatat sudah 12 kali pemerintah mengganti kurikulum Pendidikan nasional dalam rentang waktu 1957 hingga 2022.

Kurikulum tahun 1947 disebut dengan Rencana Pelajaran Dirinci Dalam Rencana Pelajaran Terurai, terimplementasi selama 17 tahun dan mengalami perubahan pada tahun 1964, yang disebut dengan Rencana Pendidikan Dasar yang hanya terlaksana selama 4 tahun. Selanjurnya pada tahun 1968 diterapkan Kurikulum Sekolah Dasar yang kemudian diubah menjadi Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan pada tahun 1974. Satu tahun kemudian, pada tahun 1975 kurikulum diubah kembali menjadi Kurikulum Sekolah Dasar. Lalu pada tahun 1984, kurikulum Sekolah Dasar diubah menjadi Kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (K-CBSA).

Setelah terimplementasi selama 10 tahun, CBSA diubah menjadi Kurikulum 1994. Pada tahun 2004, Kurikulum CBSA mengalami perubahan yang cukup signifikan menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), lalu disempurnakan pada 2006 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTPS). Dan, di tahun 2013 pemerintah kembali menerapkan kurikulum baru: Kurikulum 2013 (K-13). Setelah hampir 10 tahun diberlakukan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengubah K-13 menjadi Kurikulum merdeka setelah sebelumnya memberlakukan kurikum darurat akibat pandemic Covid 19.

Menurut Nadiem Makarim Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana dan lebih fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19. Selain itu melalui Kurikulum Merdeka juga untuk mengejar ketertinggalan Pendidikan Indonesia dari negara-negara lain.

Kurikulum memang menjadi salah satu penentu kualitas Pendidikan sebuah negara. Namun tidak hanya itu, untuk dapat mengimplementasikan rancangan kurikulum yang telah ditetapkan dibutuhkan guru yang kompeten dan sarana prasarana yang memadai. Tanpa tenaga pendidik yang kompeten rancangan kurikulum hanya akan menjadi ide besar yang tak terealisasi. Untuk itu selain merubah kurikulum pemerintah juga perlu fokus untuk mengembangkan kompetensi guru dan fokus pada pemerataan Pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.

Ekspresi Cinta Kepada Rasulullah Melalui Maulid Nabi

https://www.instagram.com/p/Cjl3_trDKHk/?hl=id

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah menjadi tradisi sebagian besar masyarakat. Setiap daerah memiliki tata cara sendiri dalam memperingatinya. Umumnya masyarakat mengadakan pembacaan maulid di surau-surau kecil. Ada juga perayaan megah nan meriah seperti grebeg maulid di Yogyakarta. Selain itu di hampir setiap sekolah dan madrasah juga mengadakan peringatan Maulid Nabi.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah menjadi tradisi sebagian besar masyarakat. Setiap daerah memiliki tata cara sendiri dalam memperingatinya. Umumnya masyarakat mengadakan pembacaan maulid di surau-surau kecil. Ada juga perayaan megah nan meriah seperti grebeg maulid di Yogyakarta. Selain itu di hampir setiap sekolah dan madrasah juga mengadakan peringatan Maulid Nabi.

Peringatan Maulid Nabi merupakan bentuk ekspresi cinta umat kepada Rasulullah SAW. Sebagian bersar orang memperingati hari ulang tahun dirinya dan orang-orang terdekatnya seperti sahabat, kekasih, dan orang tua sebagai bentuk rasa syukur dan kebahagiaan atas kelahiran mereka. Begitu pula dengan peringatan Maulid Nabi. Hal tersebut dilakukan atas dasar rasa syukur dan kebahagiaan akan kelahiran manusia mulia utusan Tuhan.

Diriwayatkan dalam hadits Bukhori bahwa Abu Lahab, paman nabi yang sangat menentang dakwahnya bergembira ketika Nabi Muhammad lahir. Dia memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah sebagai ekspresi suka cita atas kelahiran Nabi. Oleh karena hal tersebut, Abu Lahab yang ditetapkan kekal di neraka karena kekafirannya mendapatkan keringanan siksa tiap hari Senin karena pernah bergembira atas kelahiran Nabi.

Nabi Muhammad SAW sendiri juga mensyukuri dan berbahagia atas kelahirannya dengan sering berpuasa tiap hari Senin. Menurut Sayyid Muhammad Al Maliki Allah memerintahkan kita untuk berbahagia dengan sebab rahmat dan pertolongan Allah. Dan rahmat terbesar yang Allah berikah bagi kita adalah lahirnya Baginda Nabi Muhammad SAW. Al Qur’an menegaskan bahwa diutusnya Nabi Muhammad adalah sebagai bentuk kasih sayang Allah bagi alam semesta.

Peringatan Maulid Nabi dilaksanakan dengan pembacaan syair-syair maulid nabi yang berisi kelahiran, kisah hidup, ciri fisik, kemuliaan, puji-pujian, serta mukjizat Nabi Muhammad SAW. Pada tiap daerah syair maulid yang dibaca berbeda-beda. Ada yang membaca maulid Al Barzanji, Maulid Diba’, Maulid Burdah, Maulid Simthud Duror dan lain sebagainya.

Di beberapa daerah pembacaan Maulid Nabi dilakukan sejak tanggal 1 Rabi’ul Awal sampai tanggal 12 Rabi’ul Awal sebagai puncak peringatan yang bertepatan dengan tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain membaca maulid, masyarakat juga bersedekah berupa makanan atau jajanan yang tak lain juga sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Terdapat banyak kebaikan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, salah satunya adalah rasa cinta kepada Rasulullah. Jika ada yang tidak suka dengan peringatan Maulid Nabi, pertanyaannya adalah apakah dia tidak bergembira atas kelahiran Nabi? Wallahu’alam.

Pesantren, dan pengalaman hidup yang tak terlupakan

Cerita tentang pondok pesantren tidak akan pernah habis untuk dibicarakan. Kisah tentang pengalaman mondok mulai dari susah sampai senangnya selalu menarik untuk didengar. Perasaan rindu rumah, capek dengan banyaknya kegiatan, sulitnya hafalan, hingga rasa senang memiliki banyak teman yang sudah seperti keluarga adalah hal-hal lumrah bagi seorang santri.

Hal itu juga terjadi pada saya. Saya belajar di pondok pesantren sejak SMA hingga setelah lulus kuliah. Saat SMA saya belajar di salah satu pondok pesantren yang ada di Kabupaten Demak. Pesantren ini menggabungkan konsep salaf dan modern. Hal itu membuat kegiatan para santri menjadi sangat padat.

Setiap hari kami harus bangun sebelum subuh untuk antri mandi. Dan karena pondok saya dulu berada di daerah yang sulit air, kami para santri dibiasakan untuk sebisa mungkin menghemat air.  Tidak jarang bagi santri yang bangun kesiangan harus rela menimba air dari sumur terlebih dahulu untuk bisa mandi. Uniknya keterbatasan akses air ini tidak menjadikan para santri putus asa dan enggan mondok. Justru di kemudian hari, saya dan teman-teman santri lain merasa menjadi seorang yang sangat menghargai air karena teringat betapa susahnya kami mendapatkan air saat di pondok dulu.

Kegiatan pagi diawali dengan jamaah subuh. Di pondok saya, ada dua waktu jamaah yang terkesan berbeda dari waktu sholat lain. Yaitu waktu jamaah sholat subuh dan jamaah sholat maghrib. Kenapa berbeda? Karena dua waktu jamaah ini wajib diikuti oleh semua santri dan hukuman bagi yang melanggar adalah denda satu karung semen, salah satu kategori hukuman yang cukup berat. Perbedaan lain yang juga menjadi keistimewaan dari dua waktu jamaah ini adalah imam sholat membaca satu halaman al quran setelah surat fatihah pada rakaat pertama dan kedua. Pembacaan satu halaman al quran ini runtut dari juz 1 hingga juz 30. Alhasil waktu jamaah terasa lebih lama dari waktu solat lainnya, tetapi juga menjadi kesakralan tersendiri yang dirasakan oleh para santri.

Setelah jamaah subuh para santri sudah rapi mengantri untuk mengaji al quran secara sorogan kepada abah kyai. Sorogan adalah metode belajar dimana santri menghadap satu persatu kepada gurunya. Dengan jumlah ratusan santri yang harus mengaji sorogan kepada abah kyai atau ibu nyai, ngaji bakda subuh biasanya baru selesai menjelang setengah tujuh atau pada saat santri harus berangkat sekolah formal. 

Setelah pulang sekolah kami mengikuti madrasah diniyah yang dimulai pada pukul dua siang. Kami mempelajari berbagai bidang ilmu agama seperti nahwu, shorof, tajwid, tauhid, fiqih, akhlaq dan lain sebagainya. Pada saat madrasah diniyah ini kami diharuskan hafalan nadzom imrithi. Hafalan nadzom ini juga menjadi syarat pulang bagi santri pada saat libur semester. Jadi tidak ada alasan bagi santri untuk tidak hafalan, karena jika tidak hafal berarti tidak bisa pulang, hehe.

Sore hari setelah selesai madrasah dan jamaah ashar, bagi santri kelas SMA sederajat masih ada kegiatan ngaji kitab bandongan hingga menjelang maghrib. Bandongan merupakan metode belajar dimana guru membacakan kitab dan maknanya, santri mendengarkan sambil menuliskan makna di kitabnya menggunakan huruf arab pegon. Setelah itu dilanjutkan dengan jamaah maghrib seperti yang sudah saya ceritakan di awal.

Setelah jamaah maghrib santri kembali mengaji alquran. Bagi santri tahun pertama wajib hafalan juz amma/juz 30. Sebelum mulai setoran juz 30, santri baru akan diajari makhorijul huruf melalui surah Fatihah terlebih dahulu oleh santri yang lebih senior. Biasanya pelajaran fatihah ini akan memakan waktu cukup lama hingga berbulan-bulan karena fase ini para santri digembleng untuk bisa melafalkan makhorijul huruf dengan benar. Dan ini menjadi fondasi bagi santri untuk membaca al quran dengan baik. Proses mengaji al quran ini menjadi salah satu kenangan paling istimewa bagi para santri. Bagaimana susahnya mereka melafalkan huruf-huruf hijaiyah, sulitnya mereka untuk menghafal surah-surah, suasana sakral saat maju setoran, menangis karena gagal naik atau pindah surah, dan masih banyak lagi cerita beratnya perjuangan saat mengaji al qur an. 

Namun semua itu terbayar ketika kami ditetapkan sebagai peserta khotimat al quran atau bisa dikatakan lulus ujian al quran. Belum lengkap rasanya bagi santri jika belum pernah menjadi peserta khotimat dalam haflah khotmil quran karena kegiatan ini tidak dinilai berdasarkan kelas atau tahun masuk tetapi melalui hafalan dan ujian al quran yang harus dijalani. Jadi bagi santri yang belum memenuhi syarat tidak bisa menjadi peserta khotimat meskipun sudah santri kelas akhir sekalipun. 

Selain kegiatan rutin harian, ada pula kegiatan yang dilakukan seminggu sekali, misalnya kegiatan khitobah. Kegiatan ini diadakan tiap malam jumat. Santri digilir untuk mengisi acara khitobah baik sebagai pembicara, mc, atau kadang juga memerankan drama maupun baca puisi. Kegiatan ini menjadi ajang bagi santri untuk melatih kemampuan bicara di depan umum atau bahasa kerennya publick speaking. Selain itu kegiatan ini juga sekaligus melatih mental para santri untuk berani tampil di depan umum. Jadi jangan dikira santri hanya bisa mengaji saja, berbagai kemampuan soft skill juga dipelajari oleh para santri. 

Ada pula kegiatan syawir yang berarti musyawarah. Biasanya ada satu topik permasalahan yang akan dibahas saat syawir. Peserta syawir akan mempersiapkan materi untuk berargumen dalam diskusi tersebut. Kegiatan ini serupa dengan diskusi-diskusi ilmiah di kampus atau lembaga Pendidikan lainnya, bedanya topik yang dibahas adalah seputar permasalahan agama saja. Dari kegiatan ini santri dilatih untuk bisa berargumen dari ilmu-ilmu yang sudah dipelajarinya. 

Diantara padatnya kegiatan yang sudah saya ceritakan terdapat rasa bosan, lelah dan rindu rumah yang dirasakan oleh para santri. Jauh dari keluarga menuntut santri untuk bisa hidup mandiri. Saat di rumah mungkin banyak anak-anak yang kebutuhannya selalu dilayani oleh orangtunya, tetapi dengan hidup di pondok pesantren santri belajar memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Seperti mencuci pakaian, membersihkan kamar, mengantri makan, membersihkan alat makan dan masihh banyak lagi. Belajar hidup sederhana dan makan apa adanya menjadi bekal hidup yang sangat berharga bagi para santri. Dengan banyaknya keterbatasan saat di pondok menjadikan para santri anak-anak yang kreatif dan memiliki kemampuan bertahan dalam situasi apapun. 

Menjadi santri juga sama halnya dengan belajar menjadi manusia yang disiplin. Melalui jadwal rutin yang harus dilaksanakan oleh para santri secara tidak langsung membangun kebiasan disiplin dalam diri para santri. Disiplin merupakan sikap baik yayng hanya bisa dibentuk melalui pembiasaan. Dan pembiasaan baik itu diperoleh santri melalui pondok pesantren. 

SMP Sabilurrasyad Tampilkan Musik Lesung dan Tari Kreasi saat Visitasi Verifikasi Calon Sekolah Adiwiyata Kabupaten Kendal

SMP Sabilurrasyad menerima kunjungan tim asesor untuk visitasi Calon Sekolah Adiwiyata Kabupaten Kendal (CSAK) tahun 2022 pada hari Rabu (31/8) Pukul 13.00 WIB. SMP Sabilurrasyad merupakan sekolah terakhir yang dikunjungi oleh tim Asesor CSAK sejak dimulainya visitasi pada Senin (22/8) sampai dengan Rabu (31/8). Total ada 15 Calon Sekolah Adiwiyata yang divisitasi pada rentang waktu tersebut. Terdapat sepuluh orang Asesor yang terdiri dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kemenag dan Baznas.

Kehadiran tim asesor disambut penampilan peserta didik SMP Sabilurrasyad yang menyanyikan lagu Mars Adiwiyata dan Gugur Gunung. Diiringi alunan musik dari lesung, yang terbuat dari kayu gelondong yang dipahat hingga berceruk seperti bentuk perahu yang biasanya digunakan untuk menumbuk Padi dengan alu/antan nya. Irama musik Lesung ini dihasilkan dari pukulan alu pada bagian atas, samping atau tengah secara bergantian sehingga menghasilkan nada yang unik dan indah. Para siswa dilatih langsung oleh guru seni musik dalam mempersiapkan penampilan tersebut dan mereka sukses menarik perhatian tim asesor dan hadirin yang menyaksikannya.

Setelah penampilan seni musik dilanjut dengan penampilan Ketoprak yang bertemakan peduli lingkungan sebagai wujud kampanye lingkungan dalam bentuk hiburan. selain itu, juga ada tari kreasi dari siswa untuk menyambut rombongan asesor saat berkeliling lingkungan sekolah.

Visitasi dilakukan dengan berkeliling lingkungan sekolah untuk melihat langsung beberapa hal yang harus dimiliki Calon Sekolah Adiwiyata seperti ruang terbuka hijau, green house, bank sampah hingga drainase dilanjutkan verifikasi dokumen. Pada ruang terbuka hijau SMP Sabilurrasyad memberi papan nama untuk setiap tanaman yang dilengkapi dengan barcode yang bisa di scan guna melihat manfaat tanaman tersebut. Sehingga setiap orang bisa mengetahui nama dan manfaat tanaman yang ada di lingkungan Sabilurrasyad.

https://drive.google.com/file/d/1ISmefgp6gGheEWIDhjoayD_xJZlGwcSv/view?usp=sharing

Tim Asesor juga mengunjungi green house Sabilurrasyad yang berada di halaman belakang Sekolah. Green house ini berisikan berbagai tanaman obat yang kaya akan manfaat. Adapula beberapa tanaman langka seperti pohon Kina dan Purwaceng. Selain Green house, area belakang sekolah ini juga terdapat kebun Kangkung dan Kandang Kambing.

Di area lain terdapat pula Pohon Kuntobimo yang terkenal unik dan langka serta banyak manfaatnya. Selain tanaman obat terdapat pula berbagai macam tanaman hias seperti Aglonema, Palem Kuning, Kenanga, Melati dan masih banyak lagi yang lainnya dan ditata secara rapi mengelilingi area sekolah.

Tim Asesor juga melihat langsung produk-produk inovasi dan kerajinan yang sudah diproduksi SMP Sabilurrasyad di Saung GPS. Green Pesantren Sabilurrasyad (GPS) adalah program Sabilurrasyad yang bekerjasama dengan UIN Walisongo Semarang dalam upaya komitmen menjaga lingkungan. Program ini sejalan dengan ruh sekolah adiwiyata yang saat ini sedang diajukan oleh pihak SMP Sabilurrasyad.

Terdapat 14 inovasi yang dihasilkan oleh SMP Sabilurrasyad, diantaranya Eco enzym. Eco enzym merupakan fermentasi limbah dapur dengan menggunakan molase. Eco enzym memiliki berbagai macam manfaat mulai dari kesehatan hingga kecantikan. Selanjutnya ada sabun ramah lingkungan mulai dari sabun mandi, sabun cuci, hingga ada hand sanitizer. Selain itu limbah organik lainnya juga diolah menjadi pupuk cair dan padat. Ada pula inovasi pakan ikan organik yang terbuat dari tulang ikan dan tulang ayam.

Lalu ada ecobrick yang terbuat dari sampah plastik sebagai upaya mengolah limbah anorganik. Sampah bekas botol plastik juga diubah menjadi mainan, bunga hias, tempat pensil, dan aquaponik. Produk inovasi yang juga tidak kalah menarik adalah busana daur ulang. Ada busana daur ulang yang terbuat dari karung goni yang memenangkan lomba kreasi busana daur ulang Kabupaten Kendal.

“SMP Sabilurrasyad memiliki potensi yang luar biasa dan juga sudah mengalami peningkatan yang signifikan dilihat dari jumlah tanaman yang ada saat ini dan upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk mengurangi sampah dan menjaga lingkungan” tutur Ibu Zaenun selaku asesor dari Dinas Lingkungan hidup. Program adiwiyata ini diharapkan tidak hanya untuk penilaian sekolah dan saat ini saja, tetapi juga dapat membawa dampak jangka panjang untuk mendidik generasi yang sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan

“Semoga SMP Sabilurrasyad lolos sebagai sekolah adiwiyata kabupaten dan dapat terus berinovasi dan berkomitmen menjaga lingkungan untuk selanjutnya menjadi sekolah adiwiyata Provinsi, Nasional, Mandiri bahkan Asean” tutur Bapak Adi Ismanto selaku Kepala SMP Sabilurrasyad.