
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat umum digelar oleh Pemda Kendal pada Kamis 29 Februari 2024. Bertempat di MAN Kendal MTQ ini dibuka untuk usia anak-anak hingga dewasa baik putra maupun putri.
Panitia dari Bagian Kesra Setda Kabupaten Kendal, Umar Kholil mengatakan, MTQ ke XXX tingkat Kabupaten terdiri dari beberapa kategori diantaranya, Tartil, Tahfiz, Tahmil Qur’an, maupun Syarhil Qur’an dan ada kategori tambahan untuk yang tahun 2024 ini adalah karya tulis ilmiah Al-Qur’an dan kaligrafi kontemporer.
Jumlah peserta keseluruhan mencapai 353 orang yang mewakili masing-masing kecamatan di Kabupaten Kendal. Pada kesempatan ini sebanyak 13 santri Sabilurrasyad yang tergabung dalam kontingen Kecamatan Ngampel turut berkompetisi pada ajang tersebut.
Ke-13 santri tersebut mewakili beberapa cabang lomba, diantaranya Abid Mumtaz dan Nisrina Silmi yang mewakili cabangg lomba tahfidz 1 juz dan tilawah, M. Faisal Sulthon dan Nayyara Haizatusshafaa mewakili tahfidz 5 juz dan tilawah. Luthfiannisa Rosyida Aisyah mewakili tahfidz 10 juz, Rahma Aulia mewakili tahfidz 20 juz, dan Irfansyah Ramadhan mewakili tahfidz 30 juz.

Selain cabang tahfizul Qur’an, 6 santri lain mewakili cabang lomba syarhil qur’an yang terbagi ke dalam dua kelompok putra dan putri. Mereka adalah Arkadia Fikri Afifudin, Ade Ridho, dan Dafa Habib Ar Ridzki yang merupakan kelompok putra. Sementara kelompok putri ada Qania Mega, Melati Najwa dan Nabila Choirunnisa.


Lima dari enam cabang lomba yang diikuti oleh santri-santri Sabiluurasyad tersebut berhasil dimenangkan. Kelimanya yaitu Juara 3 tahfidz 5 juz putra diraih oleh M. Faisal Sulthon, juara 2 tahfidz 20 juz putri oleh Rahma Aulia, juara 3 tahfidz 30 juz putra oleh Irfansyah Ramadhan, juara 2 syarhil qur’an putra dan juara 2 syarhil qur’an putri. Para santri tersebut dibimbing langsung oleh ustadz ustadzah madrasah Sabilurrasyad.


Prestasi yang ditorehkan oleh santri-santri Sabilurrasyad pada ajang MTQ ini membuktikan bahwa meskipun berbentuk boarding school, Sabilurrasyad tetap serius dalam menggarap bidang kepesantrenannya. Alih-alih fokus pada kualitas sekolah saja, Sabilurrasyad juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas kepesantrenannya. Prestasi ini sekaligus menjawab keraguan apakah sebuah boarding school yang notabene merupakan pondok modern sama kualitasnya dengan pondok tradisional pada umumnya. Ke depan, diharapkan santri-santri lain juga termotivasi untuk turut menorehkan prestasinya.